Perpustakaan merupakan pusat informasi yang berfungsi menyediakan bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Agar pelayanan tetap relevan dan bermanfaat, kita sebagai pustakawan harus mampu menentukan bahan pustaka apa saja yang layak diadakan.
Proses ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena ada banyak aspek yang perlu diperhatikan agar koleksi benar-benar tepat sasaran. Nah, salah satu kegiatan penting yang berkaitan erat dengan penentuan bahan pustaka adalah evaluasi koleksi.
Melalui evaluasi, kita sebagai pustakawan dapat mengetahui sejauh mana koleksi yang ada sudah memenuhi kebutuhan pengguna, serta menentukan bahan pustaka baru yang perlu ditambahkan. Dengan demikian, kegiatan pengadaan dan evaluasi koleksi merupakan dua hal yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.
Artikel kali ini akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bahan pustaka atau evaluasi koleksi. Tanpa berlama-lama lagi, yuk simak beberapa hal yang perlu diperhatikan tersebut dalam uraian di bawah ini:
Sebelum membahas lebih jauh terkait hal apa saja yang perlu kita evaluasi dalam menentukan bahan pustaka, kita perlu tahu mengapa proses ini begitu penting. Evaluasi koleksi penting karena bisa membantu kita sebagai pustakawan untuk memastikan bahwa bahan pustaka yang ada relevan, mutakhir, dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Tanpa adanya evaluasi, perpustakaan yang kita kelola bisa saja menumpuk koleksi yang tidak digunakan, sementara kebutuhan utama pengguna tidak terpenuhi. Selain itu, evaluasi koleksi juga berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengadaan buku baru.
Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi yang ada, kita sebagai pustakawan dapat menentukan prioritas bahan pustaka apa yang harus segera diadakan. Hal ini memastikan anggaran perpustakaan digunakan secara efektif.
Lebih jauh lagi, evaluasi koleksi juga memberikan gambaran perkembangan perpustakaan dari waktu ke waktu. Dengan begitu, pustakawan dapat menyesuaikan arah pengembangan koleksi sesuai dengan perubahan tren dan kebutuhan informasi masyarakat.
Evaluasi koleksi memiliki target atau tujuan yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan internal dan eksternal sebagai berikut:
Evaluasi koleksi secara internal bertujuan untuk memastikan koleksi selaras dengan visi, misi, kurikulum, dan program lembaga. Hasilnya memberi arah prioritas subjek, format, dan kedalaman koleksi yang benar‑benar dibutuhkan.
Evaluasi juga meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya dengan menilai biaya total kepemilikan, cost per use, dan potensi duplikasi. Temuan ini menjadi dasar realokasi anggaran dari koleksi kurang terpakai ke koleksi yang berdampak tinggi.
Evaluasi koleksi berfokus pada kesesuaian layanan dengan kebutuhan nyata pemustaka dan tren informasi. Melalui data pemanfaatan dan umpan balik, perpustakaan dapat meningkatkan kepuasan dan relevansi layanan.
Evaluasi juga mendukung pemerataan akses dengan meninjau keterwakilan subjek, bahasa, dan fitur aksesibilitas. Hasilnya membantu memastikan kelompok pengguna yang beragam tetap terlayani secara adil.
Terakhir, evaluasi memperkuat akuntabilitas kepada pemangku kepentingan melalui pelaporan yang jelas dan berbasis bukti. Komunikasi hasil evaluasi mendorong kolaborasi dengan pengajar, komunitas, dan mitra untuk pengadaan yang lebih tepat sasaran.
Sebelum membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bahan pustaka secara mendetail, terlebih dahulu kita perlu tahu indikator umum yang digunakan dalam menentukan bahan pustaka. Yang mana indikator tersebut terbagi menjadi dua yang terangkum dalam uraian di bawah ini:
Pendekatan ini menilai koleksi secara langsung dengan benchmarking terhadap daftar inti, konspektus subjek, dan bibliografi standar. Tujuannya memetakan kedalaman, kelengkapan, dan keselarasan koleksi terhadap profil pemustaka.
Analisis meliputi usia terbitan, kondisi fisik, tingkat duplikasi, dan kesenjangan subjek. Pustakawan mengidentifikasi judul yang perlu diganti ke edisi terbaru, dipreservasi, atau disiangi.
Metode terpusat pada koleksi ini memiliki beberapa tahapan yaitu:
Pendekatan ini menilai bagaimana koleksi dimanfaatkan melalui statistik sirkulasi, hold ratio, kunjungan, in‑house use, dan unduhan e‑resource. Data membantu menandai judul inti, long tail yang tetap penting, dan koleksi yang jarang disentuh.
Selain data kuantitatif, pustakawan juga perlu menghimpun wawasan kualitatif lewat survei, wawancara, daftar bacaan pengajar, dan kotak saran. Cara ini bisa membuat analisis lebih tajam dan kontekstual.
Hasil metode terpusat pada penggunaan mengarah pada penambahan eksemplar untuk judul dengan antrean, migrasi ke lisensi multi‑user, atau penggantian judul yang usang. Nah, jika kamu berencana menggunakan metode terpusat pada penggunaan ini maka kamu perlu melakukan beberapa tahapan yaitu:
Sekarang kita masuk ke bahasan utama kita terkait dengan apa saja yang perlu kita perhatikan jika akan menentukan bahan pustaka untuk menambah koleksi perpustakaan. Indikator penentu tersebut secara mendetail bisa kamu simak pada uraian di bawah ini:
Sebagai pustakawan, kita harus bisa memahami siapa pemustaka utama yang kita layani. Misalnya, perpustakaan sekolah harus memprioritaskan buku pelajaran dan referensi sesuai kurikulum. Sementara itu, perpustakaan umum perlu menyediakan bahan bacaan yang beragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Bahan pustaka yang kita pilih harus memiliki relevansi dengan bidang ilmu atau kebutuhan informasi pemustaka. Selain itu, mutu informasi juga penting untuk kita pertimbangkan agar pengguna mendapatkan referensi yang valid dan berkualitas.
Ketersediaan dana sangat menentukan bahan pustaka apa saja yang bisa diadakan. Karena itu, sebagai pustakawan, kita harus pandai membuat prioritas agar dana yang terbatas bisa menghasilkan koleksi yang maksimal manfaatnya.
Jika dana memang terbatas atau bahkan tidak tersedia maka selain membeli, pustakawan juga bisa mempertimbangkan sumber lain seperti hibah, donasi, atau kerja sama dengan lembaga lain. Hal ini bisa memperluas koleksi tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Di era informasi yang cepat berubah, kebaruan informasi menjadi sangat penting. Bahan pustaka yang sudah usang sebaiknya diperbarui dengan edisi terbaru, terutama untuk bidang ilmu yang berkembang pesat seperti teknologi dan kesehatan.
Nah, itu dia uraian terkait dengan hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam menentukan bahan pustaka untuk perpustakaan yang kita kelola. Ingat, menentukan bahan pustaka yang harus diadakan di perpustakaan bukanlah pekerjaan sederhana.
Sebagai pustakawan kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kebutuhan pemustaka, anggaran, hingga kebaruan informasi. Evaluasi koleksi juga menjadi langkah penting untuk memastikan pengadaan bahan pustaka lebih tepat sasaran.
Dengan melakukan evaluasi secara rutin, perpustakaan dapat terus berkembang dan memberikan layanan terbaik kepada pemustaka. Hal ini bukan hanya meningkatkan kualitas