Apakah kamu seorang dosen pemula yang ingin menerbitkan buku ajar? Ketahuilah, menulis buku ajar bukan hanya soal menyusun materi. Namun, juga tentang bagaimana seorang dosen mampu menyajikan ilmu secara sistematis, mudah dipahami, dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa.
Tidak sedikit dosen yang masih bingung harus mulai dari mana saat ingin menulis buku ajar. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara sistematis langkah-langkah cara menulis buku ajar.
Mulai dari persiapan sampai penerbitan buku ajar. Untuk selengkapnya bisa kamu simak pada uraian di bawah ini:
Agar kamu semakin bersemangat dalam memulai langkah menulis buku ajar, mari cari tahu dulu apa manfaat dari menerbitkan buku ajar. Manfaatnya di sini tidak hanya untuk mahasiswa yang kamu ajar, tapi juga berdampak positif untuk dirimu sendiri. Apa sajakah itu? Mari simak dalam uraian di bawah ini:
Penyusunan buku ajar idealnya disesuaikan langsung dengan silabus, capaian pembelajaran, dan karakteristik mahasiswa di kampus masing-masing. Hal ini menjadikan buku ajar lebih relevan, terarah, dan fokus pada kompetensi yang ingin dicapai.
Dibandingkan dengan buku umum yang cakupannya terlalu luas, buku ajar mampu menyediakan sumber belajar yang tepat sasaran. Sehingga proses belajar mengajar di kelas jadi lebih mudah.
Dengan memiliki buku ajar yang baik, proses pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan terukur. Mahasiswa dapat mempelajari materi secara sistematis, memahami alur logika isi buku, serta mendapatkan contoh-contoh yang relevan.
Buku ajar juga mempermudahmu sebagai dosen dalam menyampaikan materi karena sudah ada pedoman dan struktur yang jelas selama proses belajar berlangsung. Ini berarti akan membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun tenaga.
Menulis buku ajar dapat menjadi poin penting dalam pengembangan kariermu sebagai dosen. Buku ajar yang berhasil terbit di penerbit resmi anggota IKAPI dan memiliki ISBN bisa menjadi bagian untuk mendapatkan poin KUM guna kenaikan jabatan fungsional.
Selain itu, publikasi buku ajar menunjukkan dedikasi dan kompetensi akademikmu sebagai seorang dosen di bidang yang kamu kuasai. Ini akan menjadi nilai lebih yang bisa kamu letakkan di portofoliomu.
Buku ajar bisa menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil pemikiran, atau temuan penelitian yang telah kamu lakukan dengan lebih luas. Bahkan, jika bukumu tersebut kamu jual dengan target market yang lebih luas (tidak hanya di lingkungan kampusmu), maka jangkauan persebarannya semakin besar pula.
Di era pembelajaran daring dan hybrid, buku ajar menjadi sumber belajar utama yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Mahasiswa yang belajar secara mandiri akan sangat terbantu dengan buku ajar yang terstruktur, jelas, dan disertai latihan. Buku ajar juga bisa menjadi pegangan utama ketika pembelajaran tidak bisa dilakukan secara tatap muka.
Cara menulis buku ajar dari awal sampai berhasil terbit dapat kamu simak pada uraian di bawah ini:
Langkah pertama cara menulis buku ajar yaitu merumuskan tujuan penulisan buku ajar. Apa capaian pembelajarannya? Apa yang kamu inginkan dari mahasiswa yang telah mempelajari buku ajar yang kamu tulis tersebut?
Lalu siapa sasaran pembaca utamanya, apakah mahasiswa S1, S2, atau program profesi? Dengan menetapkan tujuan dan sasaran secara spesifik, isi buku yang kamu tulis akan lebih fokus dan tidak melebar ke topik-topik yang tidak relevan.
Outline atau kerangka buku menjadi panduan utama dalam proses penulisan. Susun daftar bab dan subbab yang sesuai dengan urutan logika pembelajaran.
Pastikan setiap bab memiliki tujuan pembelajaran, pokok bahasan, serta keterkaitan antar bab. Kerangka yang rapi akan mempermudah penulis dalam menjaga alur materi tetap konsisten dan sistematis.
Setelah outline selesai, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan materi dari berbagai sumber. Misalnya dari buku referensi, jurnal ilmiah, hasil penelitianmu sendiri, maupun pengalaman lapangan.
Pastikan materinya valid, up-to-date, dan sesuai dengan capaian pembelajaran. Pastikan juga sumber referensi yang kamu gunakan telah bersifat akademik dan kamu bisa mempertanggungjawabkannya alias tidak asal comot.
Proses merangkum ini meliputi proses memilah materi mana yang relevan dan yang tidak. Pastikan ringkasan yang kamu buat tersebut tetap informatif. Sehingga kamu bisa mengembankannya menjadi konten yang bernilai.
Yang mana menjadi konten dengan gaya bahasa yang lebih sederhana atau lebih aplikatif. Sehingga mahasiswa yang membaca buku ajar tersebut jadi lebih mudah menyerap ilmunya.
Konten buku ajar yang baik bukan hanya akurat, tetapi juga menarik. Gunakan ilustrasi, studi kasus, grafik, tabel, atau infografik untuk memperjelas materi. Sertakan pula contoh-contoh nyata yang relevan dengan kehidupan mahasiswa agar mereka lebih mudah memahami konsep-konsep yang abstrak.
Latihan, soal diskusi, atau tugas akhir bab sangat penting untuk mengukur sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi. Buatlah soal yang bervariasi, mulai dari pilihan ganda, isian, hingga soal analisis. Tugas ini bisa juga bisa kamu jadikan sebagai bahan evaluasi maupun diskusi kelas.
Setelah proses penulisan draft pertama selesai, silakan istirahat sejenak selama tujuh hari. Istirahat di sini bukan berarti kamu berdiam diri saja, tapi melakukan aktivitas yang lain. Jika perlu siapkan diri untuk naskah ke dua.
Nah, setelah istirahat selesai, buka kembali draft pertama yang kamu simpan sebelumnya. Baca dan koreksi apakah alur pemikiran sampai materi yang tersaji telah sesuai ekspektasi atau tidak.
Misalnya kamu bisa memeriksa apakah struktur sudah runtut, materi sudah sesuai tujuan, dan tidak ada bagian yang membingungkan? Jika ada bagian yang terasa janggal segera perbaiki. Jika memungkinkan, mintalah masukan dari rekan sejawat atau tim review agar naskah semakin kuat dari sisi akademik dan teknis penyampaian.
Cara menulis buku ajar berikutnya yaitu melakukan penyuntingan atau editing. Tahap editing ini bertujuan untuk menyempurnakan aspek bahasa, ejaan, konsistensi istilah, dan kejelasan penyampaian.
Jadi dalam prosesnya, kita perlu memeriksa apakah gaya bahasa sudah sesuai dengan karakter akademik? Lalu apakah mahasiswa yang akan membaca sekiranya mudah untuk memahami isi buku atau tidak.
Untuk hasil yang optimal lakukan dua kali penyuntingan. Yang pertama self editing, yang kedua menggunakan editor naskah profesional. Pastikan ketika menggunakan jasa editing profesional, penyedia jasanya tersebut telah berpengalaman dalam mengedit naskah buku akademik, ya.
Salah satu rekomendasinya bisa kamu peroleh dari jasa editing naskah buku di Detak Publisher. Sebagai penerbit buku akademik, Detak Publisher memiliki tim pra cetak (editing) buku ajar yang mumpuni di bidangnya. Informasi lebih lanjut terkait jasa editing naskah bisa kamu cek di sini: Jasa Editing Naskah.
Proofreading merupakan tahap akhir sebelum mengirimkan naskah ke penerbit. Fokusnya adalah menemukan kesalahan kecil seperti typo, spasi ganda, atau tanda baca yang tidak tepat. Meskipun tampak sepele, kesalahan kecil tersebut bisa mengganggu kenyamanan membaca.
Cara menulis buku ajar berikutnya yaitu menerbitkan buku tersebut di penerbit kredibel. Kredibilitas ini bisa kamu lihat dari berbagai faktor. Salah satunya yaitu memastikan bahwa penerbit buku tersebut telah terdaftar sebagai anggota IKAPI.
Mengapa demikian? Sebab, untuk menjadi bagian dari IKAPI itu memerlukan syarat dan ketentuan yang harus penerbit penuhi. Salah satu syaratnya yaitu penerbit tersebut harus berbadan hukum resmi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penerbit tersebut kredibilitasnya terpenuhi. Jadi … setiap buku yang terbit di penerbit tersebut berkualitas tinggi baik dari segi kontennya maupun kualitas cetaknya.
Nah, itulah langkah-langkah cara menulis buku ajar. Bukankah caranya cukup mudah?
Semoga kamu semua yang baru merintis untuk menulis buku ajar segala prosesnya dimudahkan, ya! Dan pastikan untuk menerbitkannya di penerbit buku akademik anggota IKAPI. Salah satunya yaitu di penerbit Detak Publisher, informasi lebih lanjut bisa kamu cek di link berikut: jasa penerbitan buku anggota IKAPI.