3 Jenis Penerbit Buku, Karakteristik dan Proses Penerbitannya

Berhasil menyelesaikan naskah buku ialah pencapaian yang besar. Namun, perjalanan tidak boleh berhenti sampai di situ.

Agar karyamu tersebut bisa menjangkau pembaca luas, maka sebagai penulis kamu perlu menerbitkannya. Sebelum menerbitkan bukumu tersebut, kamu juga harus perlu paham apa saja jenis penerbit buku dan proses penerbitan di setiap jenis penerbit tersebut.

3 Jenis Penerbit Buku, Karakteristik dan Proses Penerbitannya

Tidak semua penerbit bekerja dengan cara yang sama. Ada penerbit yang sangat ketat dalam menyeleksi naskah, ada pula yang lebih fleksibel, bahkan ada opsi bagi penulis untuk menerbitkan bukunya secara mandiri. Nah, detail lain terkait tiga jenis penerbit buku selengkapnya bisa kamu simak pada uraian berikut:

1. Penerbit Mayor (Penerbit Konvensional)

Tentunya kamu tidak asing bukan dengan penerbit Gramedia? Nah, itu adalah salah satu contoh penerbit mayor.

Bagaimana karakteristik dan prosedur menerbitkan buku di penerbit mayor? Simak selengkapnya berikut ini:

Karakteristik penerbit mayor

Penerbit buku mayor memiliki karakter sebagai berikut:

1. Proses seleksi ketat

Penerbit mayor menjalankan proses seleksi naskah yang sistematis dan berlapis. Biasanya ada tim akuisisi atau editorial yang menerima proposal, menilai sinopsis dan contoh bab, serta melakukan analisis pasar untuk melihat potensi jual naskah tersebut.

Hasil penilaian melibatkan aspek kualitas tulisan, orisinalitas, target audiens, dan kecocokan dengan program atau rencana terbit penerbit. Karena proses ini sering melibatkan beberapa tahap (screening awal, penilaian mendalam, dan diskusi redaksi), banyak naskah yang ditolak atau diminta revisi besar sebelum dinyatakan lolos.

2. Distribusi luas

Salah satu keunggulan penerbit mayor adalah jaringan distribusi yang mapan. Mereka bekerja sama dengan distributor nasional, jaringan toko buku besar, dan kadang agen ekspor untuk menjangkau pasar di berbagai daerah atau negara.

Selain itu, penerbit mayor biasanya memiliki tim penjualan dan pemasaran sendiri yang mengatur penempatan buku di etalase toko, pemesanan ke sekolah/perpustakaan, serta partisipasi dalam pameran buku dan kampanye media. Kebijakan konsinyasi dan sistem retur juga menjadi bagian dari mekanisme distribusi yang memungkinkan stok buku tersebar secara lebih luas.

3. Royalti

Dalam model penerbit mayor, kamu sebagai penulis mendapat royalti dari hasil penjualan buku. Pada umumnya berkisar sekitar 10–15% dari harga jual (tergantung kebijakan penerbit dan format buku). Pembayaran royalti biasanya disertai laporan penjualan berkala, misalnya setiap enam bulan atau sesuai ketentuan kontrak.

Alur Penerbitan

Jika kamu tertarik untuk menerbitkan buku di penerbit mayor, berikut ini gambaran alur proses penerbitannya:

  1. Penulisan Naskah, selesai naskah bukumu.
  2. Pengajuan Naskah, selanjutnya kamu perlu mengirimkan naskah lengkap atau proposal, sinopsis, serta biodata sesuai pedoman penerbit yang bersangkutan.
  3. Seleksi dan penilaian, setelah terkirim, tim editorial meninjau naskah, yang mana proses ini bisa berlangsung berbulan-bulan.
  4. Kontrak Penerbitan, jika diterima, penerbit menawarkan kontrak kepada penulis.
  5. Proses Pra-cetak, lalu tim editor dan desainer menangani penyuntingan, tata letak, hingga desain sampul.
  6. Pencetakan, jika pracetak selesai maka buku dicetak dalam jumlah besar.
  7. Distribusi dan Pemasaran, penerbit menangani distribusi ke toko buku besar dan aktivitas promosi.
  8. Pembayaran Royalti, kamu akan menerima laporan penjualan serta royalti secara berkala.

2. Penerbit Indie (Independen)

Penerbit indie muncul sebagai alternatif bagi penulis yang kesulitan menembus penerbit mayor. Mereka cenderung lebih fleksibel dalam menerima genre atau tema yang tidak umum, meski biasanya proses ini membutuhkan biaya dari penulis.

Karakteristik penerbit indie

Berikut ini ialah karakter dari penerbit independen:

1. Proses penerbitan buku lebih cepat

Penerbit indie umumnya lebih lincah dalam hal tata kelola editorial dan keputusan penerbitan. Dengan struktur organisasi yang lebih kecil, komunikasi antara penulis dan tim penerbit seringkali lebih langsung, sehingga waktu peninjauan hingga terbit bisa lebih singkat.

Selain itu, proses revisi dan produksi biasanya dilakukan dengan alur yang lebih sederhana sehingga buku dapat sampai ke pembaca lebih cepat. Intinya komunikasi antara tim penerbitan dengan penulis terjalin lebih dekat sehingga proses perbaikan untuk keperluan menerbitkan buku berjalan lebih cepat.

2. Berbayar

Banyak penerbit indie menawarkan model biaya atau paket layanan di mana paket mencakup editing, desain, dan ISBN. Karena ada biaya yang ditanggung penulis, penting bagi calon penulis untuk memeriksa transparansi biaya, rincian layanan yang diberikan, serta testimoni dari penulis lain agar terhindar dari praktik penerbitan yang tidak jujur.

Model berbayar ini membuat kamu sebagai penulis memiliki andil dalam proses produksi sekaligus menanggung sebagian risiko finansial. Andil di sini sebagai contohnya yaitu untuk desain cover, kamu memiliki wewenang untuk menentukan bagaimana desainnya.

3. Royalti lebih besar

Salah satu daya tarik penerbit indie adalah pembagian keuntungan yang cenderung lebih menguntungkan bagi penulis dibandingkan penerbit mayor. Hal ini karena penerbit indie biasanya menanggung lebih sedikit risiko operasional.

Persentase royalti bisa lebih tinggi atau ada skema pembagian hasil yang fleksibel, tetapi penulis juga harus siap membantu upaya pemasaran karena jaringan distribusi penerbit indie seringkali lebih terbatas. Jadi, peranmu sebagai penulis dalam mempromosikan buku juga sangat penting guna mendukung bukumu laku di pasaran.

Alur penerbitan buku di penerbit indie

Berikut ini ialah alur yang akan kamu lalui jika menerbitkan buku di penerbit indie:

  1. Penulisan dan penyuntingan naskah, penulis menyelesaikan naskah, terkadang melakukan penyuntingan awal secara mandiri.
  2. Pengajuan Naskah, penulis mengirimkan naskah ke penerbit indie.
  3. Tinjauan dan Kesepakatan, penerbit meninjau naskah dan menawarkan paket penerbitan.
  4. Pembayaran Biaya, penulis membayar biaya sesuai kesepakatan.
  5. Proses Pra-cetak, editing, layout, dan desain sampul dikerjakan dengan melibatkan penulis secara lebih aktif.
  6. Pencetakan, buku dicetak dalam jumlah terbatas, sering kali menggunakan sistem pre-order atau sesuai permintaan.
  7. Distribusi, biasanya melalui toko buku online, marketplace, atau jaringan komunitas tertentu.

3. Self-Publishing (Penerbitan Mandiri)

3 Jenis Penerbit Buku, Karakteristik dan Proses Penerbitannya

Self-publishing memberikan kebebasan penuh kepada penulis untuk mengurus seluruh proses penerbitan, mulai dari penulisan hingga pemasaran. Jadi ketika kamu menggunakan metode self publishing maka kamu berperan sebagai penerbit bagi bukunya sendiri.

Karakteristik self publishing

Berikut ini karakter dari self publishing:

1. Kontrol penuh ada di penulis

Dalam self-publishing, kamu mengambil keputusan terkait semua aspek karyanya. Mulai dari isi, struktur bab, sampul, harga jual, hingga strategi pemasaran. Penulis juga memegang hak penuh atas karyanya sehingga memiliki kebebasan penuh untuk menentukan arah terbitan.

2. Biaya sendiri

Semua biaya produksi ditanggung oleh dirimu sendiri, termasuk biaya editing profesional, desain sampul dan layout, biaya percetakan serta biaya pemasaran. Besaran biaya ini bervariasi tergantung kualitas layanan yang dipilih dan metode distribusi.

Untuk menekan biaya, kamu bisa bekerja sama dengan freelancer, menggunakan paket layanan POD, atau melakukan beberapa tahapan secara mandiri. Tentunya ada risiko yang harus ditanggung jika melakukannya tahapan pracetak sendiri.

Misalnya saya ketika mengedit naskah, objektivitas kadang sulit dilakukan. Dampaknya, naskah tidak mendapatkan perbaikan secara optimal.

3. Keuntungan 100%

Self-publishing memungkinkanmu untuk mendapatkan seluruh pendapatan dari penjualan. Namun perlu diingat ya, ada potongan untuk biaya percetakan, platform distribusi, atau komisi marketplace.

4. Tanpa seleksi

Kelebihan self-publishing adalah kebebasan menerbitkan tanpa proses seleksi pihak ketiga. Namun ini juga berarti kualitas buku sangat bergantung pada upayamu untuk menyewa editor, desainer, dan melakukan quality control. Tanpa seleksi formal dari pihak penerbit, sebagai penulis, kamu perlu lebih disiplin memastikan standar profesional agar buku diterima baik oleh pembaca.

Alur penerbitan

Berikut ini alur yang harus kamu lakukan jika hendak menerbitkan buku dengan cara self publishing:

  1. Penulisan Naskah, kamu harus menyelesaikan naskah buku terlebih dahulu.
  2. Penyuntingan, bisa kamu lakukan sendiri atau dengan bantuan profesional
  3. Membuat layout buku, tujuannya agar bukumu terstruktur dengan rapi.
  4. Pengurusan ISBN, bagian ini tidak bisa kamu lakukan sendiri. Kamu wajib meminta bantuan jasa pengurusan ISBN dari penerbit berbadan hukum.
  5. Pencetakan
  6. Pemasaran dan distribusi

Nah, itu dia jenis penerbit buku dan prosedur penerbitannya. Dari tiga jenis penerbitan di atas mana yang kemungkinan besar kamu gunakan?

Baca artikel terkait