Publikasi artikel ilmiah di prosiding nasional maupun internasional kini menjadi kebutuhan penting bagi mahasiswa, dosen, dan akademisi. Melalui prosiding, hasil penelitian dapat didiseminasikan secara luas dan memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Publikasi di prosiding juga membuka peluang bagi akademisi untuk menjalin relasi profesional, berdiskusi langsung dengan peneliti lain, serta meningkatkan citra akademik institusi. Oleh karena itu, penting bagi setiap akademisi untuk memahami strategi publikasi yang tepat agar hasil penelitiannya memiliki peluang diterima lebih besar.
Nah, artikel kali ini akan menguraikan berbagai tips efektif yang dapat diterapkan oleh mahasiswa, dosen, dan peneliti agar sukses mempublikasikan artikel ilmiah di prosiding nasional maupun internasional. Semoga dengan mempelajari beberapa tips kali ini kesiapanan kamu dalam mempublikasikan artikel prosiding semakin lebih baik lagi. Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini:
Sebelum masuk ke tips publikasi artikel prosiding, ada baiknya untuk kita tahu dulu apa itu prosiding. Pengertian prosiding adalah kumpulan artikel hasil seminar atau konferensi ilmiah yang diterbitkan dalam satu volume khusus.
Artikel dalam prosiding biasanya berasal dari peserta yang mempresentasikan hasil penelitiannya di forum tersebut. Ini berarti, ada tahap presentasi artikel yang akan kamu lakukan sebelum prosiding diterbitkan. Tapi, proses presentasi ini hanya dilakukan jika artikel prosiding yang kamu ajukan telah memenuhi syarat untuk diterima penerbit prosiding tersebut.
Ada indikator “presentasi” inilah salah satu hal yang membedakan prosiding dengan artikel jurnal walaupun sekilas memang keduanya sama. Lebih lanjut lagi jurnal ialah adalah media ilmiah periodik yang menerbitkan artikel hasil penelitian secara berkala, seperti per tiga bulan atau enam bulan sekali.
Lalu, jurnal memiliki sistem peer review lebih ketat dan durasi proses publikasi yang relatif lebih lama dibandingkan prosiding. Selain itu, jurnal umumnya terindeks di database ilmiah besar seperti Scopus, Web of Science, atau Sinta. Sedangkan prosiding bisa terindeks jika forum penyelenggara memiliki reputasi internasional atau nasional tertentu.
Jika kamu ingin memiliki kesempatan yang lebih besar agar bisa lolos seleksi artikel prosiding, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan, yaitu:
Langkah pertama sebelum menulis artikel adalah memahami cakupan topik yang diterima oleh prosiding tersebut. Bacalah call for papers (CFP) secara detail, mulai dari tema utama, subtema, jenis artikel yang diterima (seperti research paper, review paper, atau case study), hingga format template yang disediakan.
Jangan memaksakan artikel yang kami miliki ke prosiding yang topiknya tidak relevan. Sebab, ketidaksesuaian ini biasanya akan membuat artikel langsung ditolak sejak tahap seleksi awal. Jadi, pastikan untuk memilih prosiding yang fokus pada bidang ilmu yang sama dengan topik penelitianmu agar artikel lebih relevan dan peluang diterima lebih tinggi.
Setiap prosiding memiliki template penulisan masing-masing, biasanya tersedia dalam format Microsoft Word. Template ini mencakup aturan ukuran margin, jenis dan ukuran font, format heading, sistem penomoran tabel dan gambar, serta penulisan daftar pustaka.
Apabila artikel yang kamu tulis tidak sesuai dengan template maka berisiko besar ditolak sebelum proses review. Oleh sebab itu, setelah artikel selesai ditulis, pastikan kamu memeriksa kembali kesesuaiannya dengan template prosiding yang dituju. Jika perlu, minta kolega atau co-author artikelmu untuk melakukan pengecekan ulang.
Abstrak adalah bagian pertama yang dibaca oleh reviewer. Usahakan untuk membuat abstrak yang ringkas, padat, tapi mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan dari penelitianmu dalam satu paragraf.
Judul artikel juga harus informatif dan sesuai dengan isi artikel. Hindari judul yang terlalu panjang atau terlalu umum. Pastikan untuk memilih kata kunci yang spesifik dan relevan dengan topik agar artikel mudah ditemukan oleh pembaca dan reviewer.
Bagian landasan teori dan tinjauan pustaka merupakan fondasi penting yang menunjukkan seberapa dalam pemahaman penulis terhadap penelitian sebelumnya. Gunakan referensi terbaru dari jurnal bereputasi internasional, artikel prosiding, dan buku utama yang relevan dengan topik penelitianmu.
Idealnya, gunakan referensi berasal dari jurnal internasional terindeks Scopus atau Web of Science jika target prosiding berskala internasional. Penyusunan pustaka yang kuat tersebut akan membuat artikel yang kamu tulis memiliki nilai lebih di mata reviewer.
Bagian metodologi harus ditulis dengan jelas dan runtut. Paparkan jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data, serta tahapan pelaksanaan penelitian secara lengkap.
Gunakan tabel, bagan, atau diagram bila diperlukan untuk memperjelas alur penelitian. Reviewer akan menilai validitas dan reliabilitas hasil penelitianmu tersebut berdasarkan kejelasan penjelasan di bagian ini.
Hasil penelitian perlu dipaparkan secara objektif dalam bentuk tabel, grafik, gambar, atau narasi deskriptif. Jangan hanya memaparkan data, tetapi bahas hasil tersebut secara kritis.
Bandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, beri analisis mengapa hasil penelitianmu bisa berbeda, sama, atau bahkan memperkuat penelitian sebelumnya. Lalu, hindari pembahasan yang hanya berisi deskripsi tanpa analisis yang mendalam.
Hampir semua prosiding nasional dan internasional saat ini melakukan cek plagiarisme. Gunakan software cek plagiarisme seperti Turnitin untuk memastikan tingkat similarity artikel yang kamu tulis berada di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh publisher prosiding. Jangan lupa periksa pula penulisan kutipan dan daftar pustaka agar tidak terdeteksi sebagai plagiasi tidak disengaja.
Setiap prosiding biasanya memiliki persyaratan administratif, seperti surat pernyataan orisinalitas, surat persetujuan co-author, dan bukti pembayaran biaya publikasi. Pastikan kamu membaca petunjuk pengiriman dengan teliti agar tidak ada dokumen yang terlewat.
Kelalaian dalam administrasi ini seringkali membuat artikel ditolak meskipun substansinya bagus. Jadi, siapkan dokumen pendukung sejak awal proses submit.
Strategi penting dalam publikasi artikel ilmiah adalah membangun relasi dengan akademisi lain. Dengan memiliki jaringan yang luas, kamu bisa saling berbagi informasi prosiding, peluang kolaborasi riset, hingga pengalaman submit artikel.
Caranya yaitu dengan mengikuti seminar, konferensi, workshop, atau forum diskusi ilmiah, baik nasional maupun internasional. Semakin luas relasimu, semakin besar peluang publikasi artikel ke prosiding bergengsi.
Tidak semua artikel yang dikirim langsung diterima di prosiding tujuan pertama. Oleh sebab itu, siapkan beberapa prosiding cadangan yang masih sesuai dengan topik penelitian yang kamu lakukan.
Jika artikel ditolak, sesuaikan kembali dengan template dan kriteria prosiding cadangan tersebut sebelum submit ulang. Dengan strategi ini, peluang artikelmu untuk tetap bisa terpublikasi lebih terbuka.
Itulah beberapa tips publikasi artikel prosiding yang bisa kamu terapkan. Ingat, publikasi artikel ilmiah di prosiding nasional dan internasional memerlukan persiapan yang matang, mulai dari penyesuaian topik, format template, hingga kualitas substansi artikel. Dengan memahami berbagai tips di atas, semoga kamu dapat meningkatkan peluang artikel diterima di prosiding yang diinginkan.