Solusi Jika Proses Menulis Buku Mandek yang Bisa Kamu Terapkan

Menulis buku memang butuh konsistensi, ketekunan, dan semangat tempur yang tidak gampang luntur. Sayangnya, di tengah proses, banyak penulis, baik yang pemula maupun berpengalaman sering mengalami yang namanya writer’s block atau kebuntuan ide. Bahkan ada juga yang sebenarnya sudah punya konsep, tapi kesulitan menyelesaikan naskah karena berbagai alasan.

Kalau kamu sedang mengalami situasi ini, jangan buru-buru menyerah. Setiap penulis pasti pernah ada di fase itu. Entah kehabisan ide, kehilangan motivasi, atau merasa tidak puas dengan tulisan sendiri. Wajar kok, asal kamu tahu cara mengatasinya.

Solusi Jika Proses Menulis Buku Mandek yang Bisa Kamu Terapkan

Nah, di artikel ini, kita akan membahas beberapa solusi praktis untuk kamu yang sedang mengalami kemandekan dalam menulis buku. Mulai dari cara mengatasi writer’s block, sampai strategi membangun ulang semangat menulis bisa kamu simak secara lengkap melalui uraian di bawah ini:

1. Cari Tahu Penyebab Kenapa Proses Menulis Buku Itu Mandek

Sebelum buru-buru mencari solusi, penting sekali untuk kita mencari tahu dulu apa penyebab sebenarnya yang membuat proses menulismu jadi mandek. Bisa jadi karena kelelahan, mood yang tidak stabil, kurang inspirasi, outline yang kurang matang, atau tekanan dari ekspektasi diri sendiri.

Kalau penyebabnya tidak jelas, solusi apapun biasanya cuma bersifat sementara. Solusi yang bisa kamu terapkan untuk tahap ini yaitu luangkan waktu sejenak untuk merenung atau tuliskan apa saja yang membuat kamu sulit melanjutkan tulisan.

Identifikasi apakah karena topiknya membosankan, terlalu perfeksionis, kurang referensi, atau suasana hati yang tidak kondusif. Dengan tahu penyebabnya, kamu bisa pilih solusi yang paling tepat dan efektif.

2. Coba Ganti Suasana Menulis

Terkadang, writer’s block muncul bukan karena kekurangan ide, tapi karena suasana yang monoton. Menulis di tempat yang sama, dengan rutinitas yang sama, bisa membuat pikiran jenuh.

Akibatnya, kamu jadi kehilangan gairah untuk duduk dan menuangkan ide. Untuk mengatasinya kamu bisa coba dengan pindah lokasi menulis. Kalau biasanya kamu menulis di kamar, coba ke teras, kafe, perpustakaan, atau coworking space.

Bahkan menulis di taman atau di sudut rumah yang jarang kamu gunakan bisa membantu memancing ide-ide segar. Suasana baru sering kali bisa membuka pikiran dan membuatmu lebih semangat.

3. Pecah Target Menulis Jadi Bagian Kecil

Salah satu penyebab naskah tidak kelar-kelar adalah karena target menulis yang terlalu ambisius. Misalnya, kamu menargetkan menyelesaikan satu bab dalam sehari, padahal kondisimu saat itu tidak memungkinkan.

Target yang terlalu besar bisa menimbulkan tekanan mental yang membuatmu malas memulai. Untuk itu, bagi target menulis jadi lebih kecil dan realistis.

Misalnya, cukup menulis 300-500 kata per sesi atau menyelesaikan satu sub-bab kecil dalam sehari. Dengan begitu, kamu tetap bisa produktif tanpa merasa terbebani. Kalau sudah terbiasa, pelan-pelan target bisa ditingkatkan.

4. Baca Buku atau Tulisan Orang Lain sebagai Solusi Sederhana Jika Proses Menulis Buku Mandek

Inspirasi tidak selalu muncul dari kepala sendiri. Kadang, membaca buku atau tulisan orang lain bisa menjadi pemicu ide-ide baru.

Selain itu, membaca karya penulis lain bisa memperkaya sudut pandang dan menambah variasi gaya penulisan yang bisa kamu adaptasi. Nah, agar manfaat dari membaca karya penulis lain ini semakin optimal, kamu bisa menerapkan beberapa tip nih.

Yaitu, sisihkan waktu khusus untuk membaca buku, artikel, cerpen, atau novel yang relevan dengan topik bukumu. Catat bagian-bagian menarik, kutipan inspiratif, atau cara mereka menyusun alur dan dialog. Semua itu bisa kamu jadikan referensi untuk memodifikasi atau memunculkan ide-ide baru di naskahmu.

5. Diskusi Bareng Teman Sesama Penulis

Menulis memang aktivitas pribadi, tapi bukan berarti kamu harus menghadapinya sendirian. Kadang, kebuntuan muncul karena terlalu lama berkutat sendirian.

Padahal, diskusi ringan dengan teman sesama penulis bisa membuka perspektif baru atau memecahkan masalah yang selama ini terasa sulit. Untuk mendapatkan teman menulis, kamu bisa lakukan dengan cara gabung komunitas menulis.

Baik itu komunitas online maupun offline, kamu bebas menentukan pilihan. Dengan teman komunitas tersebut kamu bisa saling berbagi cerita, masalah, dan ide bisa membantu kamu menemukan solusi dari pengalaman orang lain. Bahkan, sekadar curhat soal kendala menulis bisa membuat beban pikiran lebih ringan.

6. Evaluasi Ulang Outline atau Rencana Naskah

Solusi Jika Proses Menulis Buku Mandek yang Bisa Kamu Terapkan

Kadang writer’s block muncul bukan karena kekurangan ide, tapi karena outline naskah yang kurang jelas atau terlalu kaku. Akhirnya, saat menulis, kamu jadi bingung menentukan arah cerita atau isi bab berikutnya.

Jadi … coba buka kembali outline atau daftar isi bukumu. Tinjau ulang apakah urutan babnya masih relevan, atau adakah bagian yang perlu ditambah atau digeser.

Kalau perlu, buat poin-poin penting di setiap bab agar kamu punya panduan saat menulis. Dengan begitu, alur penulisan jadi lebih jelas dan proses menulis lebih terarah.

7. Istirahat Sejenak, Tapi Tetap Terarah

Memaksakan diri menulis saat otak sudah lelah justru kontraproduktif. Ide yang dipaksakan biasanya terasa hambar, bahkan bisa membuat kamu makin malas untuk melanjutkan.

Karena itu, istirahat sejenak bisa jadi pilihan yang bijak. Ambil waktu rehat 1-2 hari dari aktivitas menulis.

Gunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang kamu sukai seperti nonton film, membaca buku, jalan-jalan santai, atau mendengarkan musik. Tapi jangan terlalu lama meninggalkan naskah. Tetap jaga koneksi dengan dunia literasi agar ide-ide tetap mengalir.

8. Tulis Bebas Tanpa Beban di Awal

Salah satu penyebab proses menulis jadi berat adalah perfeksionisme. Maunya, setiap kalimat langsung rapi, bagus, dan siap cetak. Padahal, proses awal menulis itu sebaiknya fokus dulu pada menuangkan ide sebanyak-banyaknya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, cobalah untuk mulai menulis dengan teknik free writing. Tulis saja apa yang muncul di kepala tanpa peduli bagus-tidaknya, atau urutan logikanya.

Setelah beberapa halaman, baru kamu rapikan dan sesuaikan dengan outline. Cara ini terbukti efektif untuk mengalirkan ide yang sempat macet.

9. Ingat Kembali Alasan Kenapa Kamu Menulis Buku Itu

Motivasi bisa naik turun, apalagi di tengah proses yang panjang. Saat semangat mulai pudar, coba ingat-ingat lagi alasan awal kenapa kamu ingin menulis buku.

Apakah karena ingin berbagi pengalaman? Menyelesaikan target pribadi? Atau ingin bukumu dibaca orang banyak?

10. Gunakan Layanan Konsultasi Menulis Profesional sebagai Solusi  jitu Proses Menulis Buku Mandek

Apabila sembilan solusi untuk proses menulis yang mandek di atas masih belum mempan, coba lakukan konsultasi menulis bersama pakarnya. Saat ini banyak kok konsultasi menulis profesional dari yang berbayar maupun gratis.

Salah satu rekomendasi konsultasi menulis yang gratis tapi hasilnya tidak main-main bisa kamu peroleh di program Konsultasi Menulis Gratis di Detak Pustaka. Kamu bisa bebas berkonsultasi dengan konsultan kepenulisan profesional dari penerbit Detak Pustaka secara gratis lho!

Untuk informasi lebih lengkap tentang program Konsultasi Menulis Gratis dari Detak Pustaka kamu bisa mengunjungi link berikut ini: Program Konsultasi Menulis Gratis. Atau jika kamu sudah tertarik untuk mendaftar diri kamu bisa mengisi link Google Form berikut: Konsultasi Menulis Gratis bersama Pakarnya.

Baca artikel terkait