Karya Ilmiahmu Tertolak? Hindari 5 Kesalahan Sepele Ini!

Menulis karya ilmiah merupakan tugas yang menarik sekaligus menantang, terutama bagi mahasiswa yang baru saja memulainya. Menulis karya ilmiah tentu tidak sama dengan menulis cerita pendek dan artikel narasi biasa. Sebab, karya ilmiah memuat informasi yang harus dipertanggungjawabkan isi dan keasliannya. Namun, masih banyak kesalahan yang sebenarnya sepele namun berakibat fatal pada karya ilmiah.

Karya Ilmiahmu Tertolak? Hindari 5 Kesalahan Sepele Ini!

Banyak dari karya ilmiah yang tertolak jurnal atau dosen pembimbing. Seringkali, alasannya karena kesalahan yang sebenarnya bisa diperbaiki. Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas 5 kesalahan yang sering disepelekan mahasiswa. Akan ada tips praktis agar karya ilmiah kamu tidak tertolak.

5 Kesalahan Umum dalam Penulisan Karya Ilmiah

Kesalahan penulisan muncul karena ketidaktahuan sang penulis. Sebagai mahasiswa, kamu harus memperhatikan cara penulisan kamu agar kesalahan-kesalahan berikut tidak muncul pada karya ilmiah kamu. Di bawah ini adalah 5 kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah:

1. Format dan struktur yang tidak sesuai

Salah satu kesalahan terbesar yang sering mahasiswa lakukan adalah tidak mengikuti format dan struktur yang ditetapkan. Setiap institusi atau jurnal biasaya memiliki pedoman penulisan yang jelas. Menulis abstrak, pendahuluan, metodologi hasil, dan diskusi harus tersusun secara rapi.

Misalnya, menulis abstrak dengan penulisan yang terlalu panjang atau tidak mencerminkan isi keseluruhan karya. Hal tersebut bisa menyebabkan pembaca (atau reviewer) merasa kebingungan. Penempatan bab yang tidak tepat atau tidak logis juga akan mengurangi kualitas karya kamu.

2. Plagiarisme

Plagiarisme adalah masalah serius dalam penulisan akademik. Mengambil ide atau teks dari karya orang lain tanpa memberikan kredit yang layak sangat tidak etis dan menyebabkan karya kamu tertolak secara langsung.

Banyak mahasiswa baru tidak menyadari bahwa plagiarisme tidak hanya menyalin teks secara langsung. Lebih dari itu plagiarisme juga mencakup penulisan parafrase yang terlalu mirip dengan sumber aslinya.

Untuk menghindari plagiarisme, selalu pastikan kamu mengutip sumber dengan benar. Gunakan alat cek plagiarisme seperti Turnitin atau Grammarly untuk memastikan karya kamu bebas dari plagiarisme.

3. Referensi tidak akurat dan konsisten

Referensi adalah salah satu elemen penting dalam karya ilmiah. Sayangnya, referensi yang tidak akurat atau tidak konsisten adalah kesalahan umum yang sering mahasiswa lakukan. Salah menuliskan nama penulis, judul artikel, atau tahun publikasi bisa merusak kredibilitas karya kamu.

Selain itu, penggunaan format sitasi yang tidak konsisten juga dapat menjadi tanda kurangnya perhatian terhadap detail. Format penulisan referensi bisa mengikuti format APA, MLA, atau Chicago. Pastikan kamu hanya menggunakan salah satu dari format tersebut untuk semua referensi yang kamu sertakan.

4. Salah tik dan kesalahan tata bahasa

Meskipun tampak sepele, salah tik dan kesalahan tata bahasa dapat mengurangi kesan profesional dari karya ilmiah kamu. Kesalahan kecil ini sering kali dianggap remeh, tetapi bagi dosen atau reviewer hal ini menunjukkan kurangnya ketelitian.

Menulis karya ilmiah juga menuntut penggunaan bahasa yang formal. Penggunaan gaya bahasa yang terlalu santai dan tidak sesuai untuk konteks akademik juga merupakan kesalahan lain yang dianggap sepele. Penggunaan istilah slang atau ungkapan sehari-hari dapat membuat karya kamu tampak tidak serius dan kurang profesional.

5. Ketidaksesuaian antara sisipan gambar dan tabel dengan teks

Gambar dan tabel dalam karya ilmiah harus sesuai dan dijelaskan dengan baik dalam teks. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah kurangnya penjelasan mengenai gambar atau tabel yang disertakan. Hal itu menyebabkan pembaca tidak memahami konteks atau relevansinya.

3 Tips Praktis Terhindar dari Kesalahan

Setelah mengetahui beberapa kesalahan sepele namun berakibat fatal, kamu membutuhkan solusi agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Tiga tips ini akan membantu kamu menulis karya ilmiah agar terhindar dari penolakan. Berikut uraiannya:

1. Rutin melakukan proofreading

Proofreading adalah langkah penting untuk memastikan tidak ada kesalahan kecil yang terlewatkan. Lakukan proofreading beberapa kali, baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Kamu juga dapat menggunakan alat bantu digital seperti Grammarly atau Hemingway App untuk membantu dalam proses ini.

2. Menggunakan alat manajemen referensi

Agar referensi yang kamu gunakan tetap akurat dan konsisten, pertimbangkan untuk menggunakan software manajemen referensi seperti Mendeley atau Zotero. Alat ini akan memudahkan kamu dalam mengelola dan menyusun daftar referensi dengan format yang benar.

3. Memahami dan mengikuti pedoman penulisan

Sebelum mulai menulis, luangkan waktu untuk membaca dan memahami panduan penulisan yang ditetapkan oleh institusi atau jurnal yang kamu tuju. Ini akan membantu kamu menghindari kesalahan format dan memastikan karya kamu sesuai dengan standar yang diharapkan.

Menulis karya ilmiah yang baik membutuhkan ketelitian dan pemahaman yang mendalam. Selalu ingat untuk memperhatikan detail kecil, melakukan proofreading, dan mengikuti pedoman yang telah ada. Semoga bermanfaat.

Baca artikel terkait