Mengenal Open Access dan Dampaknya bagi Dunia Akademik

Akses terbuka (Open Access) adalah sistem penerbitan yang mana karya ilmiah tersedia secara gratis lewat internet tanpa hambatan keanggotaan atau biaya akses. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap biaya langganan jurnal yang semakin mahal, serta kebutuhan untuk menyebarluaskan pengetahuan secara lebih luas dan merata.

Sebelum adanya akses terbuka, akses terhadap hasil penelitian sering kali terbatas pada institusi yang mampu membayar biaya langganan jurnal. Hal ini menciptakan kesenjangan pengetahuan antara institusi serta antara negara maju dan berkembang.

Mengenal Open Access dan Dampaknya bagi Dunia Akademik

Maka dari itu, akses terbuka hadir untuk menciptakan kemudahan dalam dunia akademis. Gerakan akses tebuka memberikan akses jurnal ilmiah bagi siapa saja yang ingin mengaksesnya secara bebas.

Nah, untuk tahu lebih lanjut tentang tujuan dari gerakan akses terbuka, perbandingan sebelum dan sesudahnya dan dampaknya akan saya bahas dalam artikel kali ini. Yuk, simak pembhasan lengkapnya sebagai berikut:

Publikasi Ilmiah Sebelum dan Setelah Akses Terbuka

Akses terbuka atau open access tidak muncul begitu saja. Akses terbuka lahir setelah banyak peneliti merasa resah dan kesulitan untuk mengakses jurnal. Berikut ini adalah perbandingan dunia publikasi ilmiah sebelum kemunculan akses terbuka dan setelah akses terbuka.

Sebelum Akses Terbuka

Saat itu, mengakses informasi dan hasil penelitian terbilang sulit. Data pendukung dari penelitian sering kali tidak tersedia secara bebas. Berikut adalah beberapa keadaan sebelum akses terbuka:

1. Dominasi penerbit komersial

Sebelum era akses terbuka, penerbit komersial besar mendominasi penerbitan ilmiah, seperti Elsevier, Springer, dan Wiley. Penerbit ini mengontrol sebagian besar jurnal ilmiah berkualitas tinggi.

Penerbit komersial membuat mereka memiliki kekuatan besar dalam menentukan harga dan aksesibilitas karya ilmiah. Kekuatan ini menjadikan mereka mampu menetapkan harga yang sangat tinggi untuk langganan jurnal.

2. Model langganan jurnal

Dahulu, institusi atau individu harus membayar biaya langganan yang cukup mahal untuk mengakses jurnal. Hal ini menyebabkan banyak institusi tidak mampu berlangganan jurnal-jurnal penting.

Model langganan jurnal juga menciptakan ketergantungan terhadap penerbit besar yang sering kali menghambat akses pengetahuan.

3. Hambatan akses bagi peneliti, institusi, dan masyarakat umum

Hambatan akses ini tidak hanya mempengaruhi peneliti dan institusi pendidikan, tetapi juga masyarakat umum yang ingin mengakses informasi ilmiah. Akibatnya, pengetahuan menjadi terkunci di balik paywall, membatasi penyebarannya dan mengurangi dampaknya.

Peneliti dari institusi kecil atau negara berkembang sering kali kesulitan mendapatkan literatur yang mereka butuhkan untuk mendukung penelitian mereka.

Munculnya Akses Terbuka

Gerakan akses terbuka mulai menguat pada awal tahun 2000-an dengan publikasi Deklarasi Budapest, yang menekankan pentingnya akses terbuka untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh seperti Peter Suber dan Stevan Harnad adalah beberapa pemikir awal yang mendorong gerakan akses terbuka dan menekankan manfaatnya untuk demokratisasi pengetahuan dan percepatan inovasi. Berikut ini adalah perjalanan awal mula munculnya akses terbuka:

1. Prinsip dasar dan tujuan akses terbuka

Akses terbuka mengusung prinsip bahwa hasil penelitian yang dibiayai oleh publik harus dapat diakses oleh publik secara gratis. Penulis atau institusi mereka menanggung biaya penerbitan (sering disebut Article Processing Charges atau APC), sehingga artikel dapat diakses oleh siapa saja tanpa biaya tambahan.

Berdasarkan prinsip di atas, akses terbuka memiliki banyak tujuan yang dapat mengubah batasan dalam dunia akademik. Tujuan akses terbuka adalah sebagai berikut:

  • Menghilangkan hambatan dan memastikan semua orang dapat mengakses dan memanfaatkan pengetahuan ilmiah terlepas dari latar belakang pendidikan, sosial dan ekonomi.
  • Tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan kolaboratif dalam penelitian.
  • Mempercepat laju inovasi dan pemecah masalah global.
  • Memberikan fasilitas kolaborasi bagi para peneliti dari seluruh dunia.
2. Munculnya Repositori institusional dan peran baru perpustakaan

Repositori institusional adalah tempat penyimpanan digital yang dikelola oleh perguruan tinggi atau lembaga penelitian untuk menyimpan karya ilmiah para peneliti mereka. Karya ilmiah yang disimpan di repositori institusional umumnya dapat diakses secara terbuka oleh siapa saja.

Peran perpustakaan universitas tidak lagi hanya sebagai penyedia koleksi. Perpustakaan juga berperan sebagai fasilitator akses terhadap informasi ilmiah. Perpustakaan aktif mempromosikan open access dan membantu para peneliti dalam mempublikasikan karya mereka di jurnal open access.

3. Munculnya model bisnis open access

Open access adalah inisiatif yang memungkinkan publik untuk mengakses publikasi ilmiah secara gratis tanpa perlu berlangganan. Agar model ini dapat berjalan, diperlukan model bisnis yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa model bisnis open access yang umum:

Gold Open Access

Penulis membayar biaya APC kepada penerbit untuk membuat artikel mereka langsung dapat diakses secara terbuka. Artikel langsung dapat diakses oleh semua orang, meningkatkan visibilitas dan dampak penelitian. Namun, biaya APC dapat menjadi beban bagi peneliti.

Green Open Access

Artikel dipublikasikan dalam jurnal berlangganan, tetapi versi lengkapnya didepositkan di repositori institusional setelah periode embargo tertentu. Tidak ada biaya tambahan bagi penulis. Hanya saja akses terbuka mungkin tertunda karena periode embargo.

Hybrid Open Access

Jurnal yang menawarkan kombinasi antara langganan dan open access. Beberapa artikel dapat diakses secara terbuka, sementara yang lain hanya dapat diakses melalui langganan. Model ini memberikan fleksibilitas bagi penerbit dan penulis.

Dampak Open Access

Masa depan akses terbuka tampak cerah dengan semakin banyaknya institusi dan pemerintah yang mendukung gerakan ini.

Akses terbuka akan terus berkembang dan menjadi standar dalam penerbitan ilmiah. Berikut ini adalah dampak terciptanya akses terbuka dalam dunia pendidikan:

1. Peningkatan visibilitas dan sirkulasi penelitian

Dengan akses terbuka, semua orang dapat mengakses karya ilmiah, termasuk peneliti dari negara berkembang dan masyarakat umum. Hal ini meningkatkan visibilitas dan sirkulasi penelitian, serta mendorong lebih banyak sitasi dan pengaruh ilmiah.

Menerbitkan artikel secara terbuka cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian dan pengakuan dari komunitas ilmiah dan publik.

2. Akselerasi inovasi dan kolaborasi ilmiah

Akses terbuka mempercepat proses inovasi dengan memungkinkan peneliti mengakses dan membangun dari karya yang sudah ada tanpa hambatan. Kolaborasi antar peneliti dari berbagai belahan dunia menjadi lebih mudah dan produktif.

Dengan akses terbuka, peneliti dengan cepat menemukan dan menggunakan hasil penelitian terbaru untuk mengembangkan ide-ide baru dan mempercepat kemajuan ilmiah.

3. Penghematan biaya untuk institusi dan pemerintah

Institusi pendidikan dan pemerintah dapat menghemat biaya untuk langganan jurnal. Alokasi dana tersebut bisa untuk kegiatan penelitian lainnya, meningkatkan efisiensi dan produktivitas penelitian.

Penghematan juga memungkinkan lebih banyak peneliti untuk mengakses literatur ilmiah yang mereka butuhkan tanpa harus khawatir tentang biaya langganan yang tinggi.

Tantangan terhadap akses terbuka

Meskipun memiliki banyak manfaat, akses terbuka juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah biaya APC yang tinggi, yang bisa menjadi hambatan bagi peneliti dari institusi yang kurang mampu.

Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai kualitas dan keberlanjutan jurnal akses terbuka. Beberapa pihak juga mengkhawatirkan adanya model bisnis yang tidak berkelanjutan dan potensi plagiarisme serta penyalahgunaan oleh penerbit predator.

Akses terbuka telah membawa perubahan signifikan dalam dunia penerbitan ilmiah dengan meningkatkan aksesibilitas, visibilitas, dan kolaborasi penelitian. Meskipun harus menghadapi tantangan, open access menawarkan manfaat yang jauh lebih besar.

Dengan akses terbuka, pengetahuan ilmiah dapat menyebar lebih luas dan cepat, mendorong kemajuan ilmiah dan inovasi. Kita juga dapat menciptakan lingkungan penelitian yang lebih inklusif, kolaboratif, dan inovatif, yang akan membawa manfaat besar bagi masyarakat global.

Baca artikel terkait