Strategi Jitu Memilih Jurnal untuk Publikasi, Akademisi Wajib Tahu!

Publikasi jurnal ilmiah bukan hal yang asing untuk kalangan akademisi. Belakangan ini, publikasi jurnal ilmiah sering digunakan untuk syarat kelulusan, menambah angka kredit dosen (KUM), dan menambah jejaring peneliti pada bidang yang sama. Sayangnya, masih banyak kalangan akademisi yang mengalami kendala dalam memilih jurnal untuk publikasi.

Seiring dengan bertambahnya minat pada publikasi jurnal ilmiah, banyak sekali jurnal-jurnal baru yang bermunculan. Namun, apakah semua jurnal eligible untuk publikasi? Tentu jawabannya tidak. Ada strategi memilih jurnal untuk publikasi.

Strategi Jitu Memilih Jurnal untuk Publikasi, Akademisi Wajib Tahu!

Artikel ini akan mengulas mengenai hal-hal yang wajib diketahui oleh kalangan akademisi dalam memilih jurnal untuk publikasi. Harapannya, artikel ini dapat meminimalisir kesalahan memilih jurnal untuk publikasi.

Mencari Jurnal Potensial untuk Publikasi

Tahap pertama dan yang terpenting adalah mencari jurnal. Pencarian jurnal dapat dilakukan berdasarkan aim and scope, reputasi jurnal, dan panduan untuk penulis. Selain aspek krusial tersebut, ada aspek lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih jurnal.

Naskah atau manuskrip yang sudah siap harus menyesuaikan  target jurnal. Misalnya jika menarget jurnal dengan indexing yang bagus dan ranking yang tinggi, maka manuskrip harus memiliki nilai kebaruan dan data yang bagus pula. Berikut ini adalah beberapa aspek untuk menilai sebuah jurnal potensial atau tidak.

1. Tujuan dan ruang lingkup jurnal

Bagian ini dapat dilihat pada informasi utama mengenai jurnal “About Journal” dan tujuan serta ruang lingkup jurnal “Aims and Scope

2. Reputasi dan metrics jurnal

Journal impact factor (JIF) atau kuartil (Q1, Q2..) dapat dilihat pada SJR, CiteScore, SNIP. Reputasi sebuah jurnal juga biasanya dipengaruhi oleh indexing seperti SCOPUS, SINTA, Copernicus, DOAJ, Web of Science, dan lain-lain.

3. Status open access (OA) jurnal

Biasanya, sebuah hibah penelitian memiliki alokasi dana untuk publikasi. Dana tersebut untuk biaya publikasi di jurnal OA. Jika publikasi pada jurnal OA, maka terdapat article processing charge (APC). Sedangkan pada jurnal yang non-OA, tidak terdapat APC.

4. Memperhatikan panduan untuk penulis

Panduan untuk penulis terdapat pada thumbnail Informations for Author” atau “Submission Guidelines”. Hal ini berisi jenis artikel, jumlah kata, template jurnal, referensi, biaya publikasi, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan publikasi jurnal.

5. Memperhatikan kualitas peer-review

Proses peer-review adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas dan kredibilitas jurnal. Hal ini menunjukkan apakah artikel yang terbit di sebuah jurnal berkualitas atau tidak.

Memperhatikan Status Predatory Jurnal

Jurnal predator adalah jurnal internasional yang proses penerbitannya tidak terdapat proses peninjauan ilmiah atas naskah yang bisa dipertanggungjawabkan dan/atau jurnal internasional yang memiliki indikasi kualitas yang meragukan.

Menerbitkan artikel pada jurnal dan penerbit predator tergolong merugikan karena artikel tersebut tidak dapat digunakan untuk klaim kelulusan maupun KUM. Padahal, biaya publikasi di jurnal predator biasanya cukup mahal. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri jurnal predator:

1. Publisher yang tidak kredibel

Dalam hal ini, pengelola jurnal ilmiah bukan dari kalangan akademisi, asosiasi ilmiah, kelompok yang kredibel, serta berpura-pura. Biasanya nama jurnal predator mirip dengan nama jurnal atau penerbit yang sudah ada, sehingga sulit diketahui siapa pemiliknya.

2. Spam

Jurnal predator terkenal dengan klaim yang tidak realistis. Banyak klaim seperti publikasi cepat, proses peer-review mudah, dan menunjukkan metrics yang bisa jadi berbeda dengan aslinya. Biasanya, jurnal predator memberikan klaim-klaim dan promosi melalui spam e-mail.

3. Nominal pembayaran tidak masuk akal

Sebagian jurnal predator memiliki APC yang lebih mahal dari jurnal non-predator. Selain itu, jurnal predator juga menjanjikan publikasi cepat apabila author bersedia melakukan pembayaran di awal.

4. Artikel yang tidak kredibel

Jurnal pasti memiliki guidelines yang mencakup aim and scope serta ketentuan penulisan jurnal. Kebanyakan artikel yang ada di jurnal predator biasanya tidak sesuai dengan aim and scope jurnal. Selain itu, masih terdapat beberapa kesalahan penulisan dan tidak sesuai dengan template jurnal pada artikel yang sudah terbit.

5. Frekuensi terbit yang cenderung tinggi

Tujuan jurnal predator adalah mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka, sebagian jurnal predator memiliki frekuensi terbit yang cukup sering. Parahnya, dalam sekali terbit jurnal predator dapat memuat banyak artikel.

6. Editorial board mencurigakan

Salah satu cara mengecek jurnal predator adalah dengan mengecek profil Editor in Chief jurnal terkait. Cara mengeceknya yaitu dengan melihat riwayat publikasi. Seorang Editor in Chief harus orang yang ahli di bidangnya dan memiliki riwayat publikasi ilmiah yang kredibel.

Kamu dapat mengecek nama-nama jurnal ilmiah yang kemungkinan predator pada tautan https://beallslist.net

Apakah sudah ada yang pernah mengalami kesalahan dalam memilih jurnal? Demikian ulasan tentang tips memilih jurnal untuk publikasi ilmiah. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu dapat mempublikasikan artikel ilmiahmu di jurnal yang kredibel.

Baca artikel terkait