Kelebihan dan Kekurangan Self Editing Naskah Buku yang Perlu Penulis Ketahui

Bagi penulis buku, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, proses editing naskah menjadi salah satu tahapan penting sebelum naskah benar-benar diterbitkan. Beberapa penulis memilih menggunakan jasa editor profesional, sementara sebagian lainnya lebih memilih melakukan self editing atau penyuntingan mandiri. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Nah, self editing bisa jadi solusi praktis untuk penulis yang ingin lebih terlibat langsung dalam proses perbaikan naskah. Meski begitu, proses ini tetap membutuhkan strategi dan ketelitian agar hasil akhirnya tetap berkualitas layaknya dikerjakan oleh editor profesional.

Kelebihan dan Kekurangan Self Editing Naskah Buku yang Perlu Penulis Ketahui

Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang kekurangan dan kelebihan self editing naskah buku, agar kamu bisa mempertimbangkan langkah terbaik untuk naskah buku yang sedang kamu garap. Yuk, simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut ini.

Apa Itu Self Editing Naskah Buku?

Sebelum lebih jauh membahas terkait plus minus self editing naskah buku, mari kita cari tahu dulu apa yang dimaksud dengan self editing ini. Self editing adalah proses penyuntingan naskah yang dilakukan sendiri oleh penulis tanpa bantuan editor profesional. Di tahap ini, penulis bertugas melakukan revisi terhadap isi naskah, memperbaiki struktur kalimat, menyusun ulang alur cerita jika diperlukan, hingga memeriksa kesalahan teknis seperti ejaan, tanda baca, dan konsistensi gaya bahasa.

Walaupun terlihat sederhana, self editing sebenarnya cukup menantang. Seorang penulis perlu membaca ulang naskahnya dengan sudut pandang pembaca maupun editor, agar bisa menemukan kekurangan yang mungkin luput saat proses penulisan. Artinya kamu harus melepaskan diri dari sosok “pemilik” naskah buku tersebut.

Kelebihan Self Editing Naskah Buku

Sekarang mari kita masuk ke pembahasan kelebihan dari self editing naskah buku yang terangkum dalam uraian di bawah ini:

1. Hemat biaya

Pertama, hemat biaya! Siapa coba yang tidak suka dengan penghematan uang? Hehe … Setiap dari kita pasti ingin pengeluaran seminim mungkin, bukan?

Nah, self editing bisa menghemat anggaran penerbitan buku karena kamu tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk jasa editor profesional. Bagi penulis pemula atau yang menerbitkan buku secara self publishing, langkah ini bisa menjadi solusi praktis untuk menjaga pengeluaran tetap efisien tanpa mengurangi esensi penyuntingan.

2. Lebih memahami naskah sendiri

Saat mengedit sendiri, kamu berkesempatan untuk benar-benar mengenal karya yang sudah kamu tulis. Kamu bisa melihat kembali bagaimana alur cerita berjalan, bagaimana karakter dikembangkan, serta menemukan bagian mana saja yang perlu diperbaiki. Proses ini menjadi ajang evaluasi sekaligus sarana belajar untuk meningkatkan kemampuan menulis dan menyunting.

3. Kebebasan penuh dalam mengolah naskah

Dengan melakukan self editing, kamu memiliki kontrol penuh terhadap isi naskah. Kamu bisa menentukan sendiri gaya bahasa, alur cerita, hingga suasana tulisan sesuai visi awal tanpa intervensi pihak lain. Intinya kelebihan dari self editing naskah buku ini salah satunya yaitu semua keputusan kreatif sepenuhnya ada di tanganmu.

4. Fleksibel dalam waktu dan proses

Keuntungan melakukan self editing naskah berikutnya yaitu fleksibilitas waktu dan proses. Self editing memungkinkan kamu menentukan jadwal penyuntingan sesuai ritme kerja dan waktu luangmu. Tidak perlu menunggu giliran editor atau mengikuti jadwal revisi tertentu, sehingga kamu bebas kapan saja ingin melakukan perbaikan dan penyempurnaan naskah.

Kekurangan Self Editing Naskah Buku

Kelebihan dan Kekurangan Self Editing Naskah Buku yang Perlu Penulis Ketahui

Nah, untuk kekurangan dari proses penyuntingan mandiri ini antara lain yaitu:

1. Potensi subjektivitas tinggi

Karena terlalu dekat dengan naskah yang ditulis, penulis kerap kesulitan melihat kekurangan dalam tulisannya sendiri. Jadi, kamu perlu berhati-hati. Jangan sampai banyak detail penting bisa luput dari perhatian disebabkan karena kamu sudah hafal isi naskah. Hal ini bisa membuat proses editing jadi kurang objektif.

2. Resiko kesalahan teknis dan typo

Tanpa bantuan mata editor yang terlatih, kesalahan kecil seperti salah ketik, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, atau kalimat ambigu sangat mungkin tidak terdeteksi. Yah, meskipun ada fitur pengecekan otomatis, hasilnya tetap belum tentu seakurat pengecekan manual dari editor profesional.

3. Sulit menilai kualitas secara objektif

Penulis sering kali merasa sudah puas dengan tulisannya tanpa menyadari bahwa pembaca mungkin memahami isi tulisan secara berbeda. Nah, kehadiran sudut pandang orang lain, khususnya editor, sangat penting untuk menjaga kualitas naskah agar tetap sesuai dengan target pembaca.

4. Membutuhkan waktu lebih banyak

Walaupun kamu bebas menentukan kapan melakukan self editing, tapi proses self editing ini bisa saja memakan waktu terlalu banyak. Apalagi kamu juga harus berperan ganda sebagai penulis sekaligus editor.

Ditambah lagi jika kamu belum memiliki pengalaman editing yang cukup, prosesnya akan menjadi jauh lebih lama. Hal ini tentunya bisa memperlambat jadwal terbit jika tidak diatur dengan disiplin.

Tips Self Editing yang Efektif

Agar proses self editing kamu berjalan maksimal, beberapa tips berikut bisa diterapkan:

1. Berikan jeda sebelum mengedit

Setelah naskah selesai ditulis, biarkan selama beberapa hari atau beberapa minggu misalnya dua minggu sebelum mulai menyunting. Jeda ini penting agar pikiran kamu lebih segar dan peranmu sebagai pemilik naskah sedikit memudar (harapannya sih hilang agar objektivitasnya tinggi) saat membaca ulang naskah, sehingga lebih mudah menemukan kesalahan atau bagian yang terasa janggal.

2. Cetak naskah jika perlu

Membaca naskah dalam bentuk cetak bisa membantu kamu lebih fokus saat mengecek detail tulisan. Dan, beberapa kesalahan justru lebih mudah terlihat saat membaca di kertas ketimbang di layar komputer.

3. Gunakan fitur spelling & grammar check

Manfaatkan tools digital seperti Grammarly, LanguageTool, atau fitur bawaan Microsoft Word dan WPS Office untuk membantu menemukan kesalahan teknis. Walau tidak sempurna, fitur ini cukup membantu sebagai pemeriksaan awal.

4. Baca keras-keras naskahmu

Membaca naskah dengan suara keras dapat membantumu mendeteksi kalimat yang terlalu panjang, tidak efektif, atau terdengar aneh saat diucapkan. Cara ini juga membantu mengukur ritme alur tulisan dan memastikan transisi antar paragraf berjalan mulus.

5. Minta feedback dari pembaca beta

Meski melakukan self editing, tak ada salahnya meminta bantuan teman, sesama penulis, atau komunitas menulis untuk membaca dan memberikan masukan. Mereka bisa memberi sudut pandang baru yang lebih objektif dan membantu menemukan kekurangan yang tidak kamu sadari.

Nah, itulah kelebihan dan kekurangan dari self editing naskah buku serta beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk melakukannya. Dapat kamu lihat, kan bahwa self editing naskah ini bukan perkara yang gampang terlebih jika pengalamanmu dalam melakukan penyuntingan masih sedikit.

Keberpihakan kamu terhadap naskah bukumu juga bisa mempengaruhi hasil editing yang kamu lakukan. Dan sebenarnya jika ingin hasil terbaik memang harus dilakukan oleh pakarnya.

Artinya, kamu harus menggunakan jasa editing naskah profesional. Jika terkendala biaya sisihkan atau kumpulan uangnya terlebih dahulu sambil mencari-cari jasa editing naskah terbaik baik dari segi harga dan tentunya kualitas hasilnya.

Nah, salah satu rekomendasi jasa editing naskah dengan harga murah dapat kamu jumpai di Detak Publisher. Dengan tim profesional, berpengalaman dan harga murah hanya mulai 5k-15k saja per halaman. Prosesnya cepat pula hanya 2-3 hari kerja saja, nah untuk informasi lebih lanjut silahkan klik di sini: jasa editing naskah.

Baca artikel terkait