Tugas seorang penulis buku bukan sekadar soal menulis lalu menerbitkan bukunya tersebut. Setelah naskah rampung dan buku terbit, ada tugas lain yang tak kalah penting, yaitu bagaimana menjual buku tersebut ke pasar yang tepat. Sayangnya, banyak penulis pemula yang menganggap urusan penjualan bisa berjalan sendiri tanpa perencanaan matang.
Nah, di era pemasaran digital saat ini, kemampuan memasarkan diri dan karya menjadi kunci keberhasilanmu sebagai seorang penulis buku. Meskipun kamu sebagai penulis memiliki buku dengan kualitas yang bagus, tanpa promosi yang terarah dan konsisten, karyamu tersebut bisa saja luput dari perhatian calon pembaca.
Oleh karena itulah sebagai seorang penulis, kamu perlu memahami bahwa menjual buku bukan hanya soal menjual produk, tapi juga soal membangun koneksi dengan pembaca. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang justru membuat bukumu tidak laku terjual. Nah, apa saja kesalahan saat menjual buku tersebut? Simak selengkapnya pada uraian di bawah ini:
Banyak penulis pemula terlalu fokus pada proses menulis tanpa memikirkan siapa pembaca ideal untuk bukunya. Akibatnya, saat buku terbit, mereka kebingungan menentukan strategi promosi yang tepat. Buku yang dipasarkan tanpa target pasar dan strategi yang tepat berisiko tidak tepat sasaran, sehingga sulit menjangkau pembeli potensial.
Solusinya, sejak awal prosesmu menulis bahkan sebelum kamu menulis draft pertama, pastikan kamu sudah menentukan siapa pembaca yang ingin kamu bidik meliputi kriteria:
Dengan begitu, kamu bisa menyusun strategi promosi yang lebih relevan dan efektif sesuai karakter audiens. Jadi, sudahkan kamu menentukan target market bukumu tersebut?
Kesalahan penulis saat menjual buku yang kedua yaitu banyak penulis pemula berpikir cukup dengan membuat akun media sosial seadanya tanpa membangun citra diri sebagai penulis. Padahal, personal branding sangat penting untuk menarik perhatian calon pembeli dan membangun kepercayaan terhadap karya yang kamu terbitkan.
Jadi, mulailah aktif berbagi seputar proses menulis, kutipan karya, cerita di balik naskah, atau topik yang relevan dengan isi bukumu di media sosial yang kamu miliki ya. Jangan lupa pula untuk membangun interaksi dengan audiens melalui kolom komentar, polling, atau live session agar mereka merasa dekat dan penasaran terhadap karya-karyamu.
Kesalahan penulis saat menjual buku berikutnya adalah baru melakukan promosi saat hari peluncuran saja, lalu berhenti setelah itu. Padahal, promosi buku sebaiknya dilakukan jauh sebelum buku terbit, saat pre-order dibuka, saat launching, dan setelahnya secara konsisten.
Tips yang bisa kamu pakai yaitu buatlah kalender konten promosi yang berisi teaser, cuplikan isi buku, countdown, testimoni, hingga program diskon khusus. Dengan promosi yang berkelanjutan, minat pasar terhadap bukumu akan terus terjaga dan peluang penjualan lebih stabil.
Sebagian penulis pemula lupa bahwa loyalitas pembaca terbentuk dari komunikasi hangat dan konsisten, bukan sekadar penjualan. Beberapa penulis biasanya terlalu fokus berjualan tanpa menjalin komunikasi yang personal dengan audiensnya.
Nah, tips yang bisa kamu pakai untuk menghindari kesalahan saat menjual buku ini yaitu sisihkan waktu untuk membalas komentar, membuat polling sederhana, membagikan behind the scene proses menulis, atau membuat giveaway. Dengan begitu, pembaca merasa dihargai dan punya kedekatan emosional yang membuat mereka lebih tertarik membaca buku-buku berikutnya.
Media sosial adalah alat promosi gratis yang sangat efektif, tetapi sering disia-siakan penulis pemula. Banyak yang hanya membagikan poster promosi tanpa konsep kreatif yang mampu menarik perhatian calon pembeli.
Maka dari itu, buatlah konten yang lebih interaktif seperti video unboxing buku, tips menulis, reels seputar fakta unik isi buku, atau cerita inspiratif di balik naskah. Kamu juga bisa menggunakan berbagai fitur seperti carousel, live session, atau kolaborasi untuk memperluas jangkauan audiens.
Sebagian penulis pemula tidak melakukan pencatatan siapa saja pembeli bukunya, bagaimana respon mereka, atau wilayah mana yang paling banyak peminatnya. Padahal, data ini sangat penting untuk evaluasi dan perencanaan strategi penjualan berikutnya.
Tips yang bisa kamu pakai untuk menghindari kesalahan saat menjual buku ini yaitu gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi sederhana untuk mendata jumlah penjualan, testimoni, keluhan, dan minat pembaca. Dari sini, kamu bisa melihat pola pasar dan menentukan strategi promosi yang lebih tepat untuk periode selanjutnya.
Kesalahan penulis saat menjual buku berikutnya yaitu banyak penulis pemula lupa meminta testimoni dari pembaca atau malas membagikan review yang masuk. Padahal, testimoni memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepercayaan calon pembeli terhadap bukumu.
Maka dari itu, segera minta feedback setelah pembaca menerima bukumu. Tampilkan testimoni positif di media sosial, marketplace, atau halaman pre-order sebagai bahan pertimbangan calon pembeli lainnya. Testimoni yang jujur bisa jadi senjata promosi efektif.
Jika perlu gunakan jasa review buku untuk memperoleh testimoni dari pembaca. Pastikan layanan review buku yang kamu gunakan itu terpercaya ya dan pastikan mereka bisa menjangkau banyak calon pembaca sehingga potensi bukumu lebih laku terjual semakin tinggi.
Cirinya bagaimana? Salah satu ciri jasa review buku terpercaya yaitu blog atau website mereka muncul di halaman satu pencarian, lalu jumlah followers media sosial yang cukup tinggi serta niche mereka sesuai dengan apa yang kamu jual yaitu “buku”.
Nah, salah satu rekomendasi jasa review buku terpercaya, dapat kamu peroleh di Detak Publisher jika kamu menjual buku akademik. Lalu, jika bukumu berupa novel jasa review buku dari Halo Penulis bisa kamu andalkan. Berikut ini link jasa review buku yang bisa kamu kunjungi:
Kesalahan penulis saat menjual buku yang cukup sering terjadi adalah menentukan harga buku terlalu mahal tanpa mempertimbangkan daya beli pasar. Ada juga yang terlalu murah hingga merugikan diri sendiri atau membuat calon pembeli ragu terhadap kualitasnya.
Lakukan survei harga buku sejenis di genre yang sama, lalu tentukan harga yang sesuai dengan kualitas naskah dan biaya produksi. Sertakan bonus seperti pembatas buku, e-sertifikat, atau merchandise kecil untuk menambah nilai jual buku.
Beberapa penulis pemula hanya menjual buku melalui chat pribadi tanpa memanfaatkan platform jualan online seperti Shopee, Tokopedia, atau Gramedia Digital. Padahal, marketplace bisa menjangkau pembeli dari berbagai kota bahkan luar negeri.
Pelajari cara mendaftarkan produk di marketplace, buat deskripsi produk yang menarik, serta gunakan foto berkualitas tinggi. Rajin ikut promo, flash sale, atau kolaborasi dengan seller lain untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan bukumu.
Nah, jika kamu tidak ingin repot-repot mengurus “perintilan” mengurus penjualan buku di market place tersebut, maka pastikan kamu menerbitkan buku di penerbit yang bersedia atau punya market place untuk menjual buku yang diterbitkannya. Salah satunya bisa kamu dapatkan di penerbit buku Detak Publisher.
Detak Publihser memiliki beberapa market place untuk menjual buku yang diterbitkannya. Mulai dari Siplah Gramedia, Shoppe, Tiktok Shopee sampai toko berupa website yang dikelola oleh Tim Detak Publisher. Nah, untuk tokonya ini bisa kamu lihat di sini, ya: Toko Buku Detak Pustaka Grup.
Penulis pemula sering ragu mengajak kerjasama book influencer atau bookstagrammer karena merasa segan atau takut biayanya mahal. Padahal, banyak influencer yang bersedia mereview buku penulis lokal dengan biaya terjangkau, bahkan barter buku.
Cari influencer yang sesuai dengan genre dan target pasar bukumu, lalu ajukan penawaran kerjasama yang sopan dan profesional. Promosi melalui influencer bisa meningkatkan awareness sekaligus membangun kepercayaan calon pembeli terhadap bukumu.
Nah, itulah kesalahan saat menjual buku dan beberapa tips atau strategi yang bisa kamu terapkan. Menjual buku memang butuh strategi matang, bukan sekadar unggah poster dan berharap pembeli datang sendiri.
Hindari kesalahan-kesalahan di atas agar penjualan bukumu semakin efektif. Mulai dari menetapkan target pasar, membangun personal branding, hingga memanfaatkan marketplace dan influencer, semua langkah itu bisa membantu bukumu lebih dikenal luas dan laris di pasaran. Selamat berkarya dan menjual karyamu, ya!