Kesalahan Umum dalam Proses Penerbitan Buku yang Biasanya Dilakukan Penulis Pemula

Menerbitkan buku ialah impian setiap penulis, terutama penulis pemula. Dengan keberhasilannya dalam menerbitkan buku maka segala jerih payah dalam proses menulis bisa terbayar. Walaupun proses menerbitkan buku bukankah akhir atau final dari proses kita berkarir menjadi seorang penulis.

Sebab, setelah proses menerbitkan kita juga harus memutar otak untuk memasarkan buku kita tersebut. Dan bahkan konsep penjualan atau promosi itu sebaiknya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum masuk di proses penerbitan.

Kesalahan Umum dalam Proses Penerbitan Buku yang Biasanya Dilakukan Penulis Pemula

Menyiapkan proses pemasaran dan promosi buku setelah buku diterbitkan merupakan salah satu contoh kesalahan dalam proses penerbitan buku. Mengapa hal tersebut sebuah kesalahan dan apa saja contoh kesalahan lain yang sering dilakukan penulis pemula ketik menerbitkan buku dapat kamu lihat pada uraian di bawah ini:

1. Tidak Menggunakan Jasa Penerbitan yang Tepat

Kita tahu bahwa menerbitkan buku saat ini ada cara yang beragam. Bisa melalui penerbitan mayor, self publishing atau indie.

Kita juga sama-sama tahu menerbitkan buku di penerbit mayor itu cukup susah dan perlu waktu yang lama. Walaupun hasilnya tidak bisa dipungkiri, apabila kita bisa menerbitkan buku di penerbit mayor ada banyak benefitnya.

Namun, proses menunggu terlalu lama tersebut terasa kurang efisien, bukan? Lalu, jika kita menggunakan self publishing, jika dana dan waktumu terbatas hal buruk bisa terjadi misalnya bukumu tidak segera terbit.

Solusi terbaik dapat kita lihat yaitu dengan menggunakan jasa penerbitan indie. Bisa dibilang penerbit indie konsepnya sama dengan penerbitan mayor hanya saja kita perlu membayar sejumlah uang.

Uang tersebut digunakan untuk layanan penerbitan yang meliputi editing, proofreading, layouting, desain cover, sampai mencetak buku. Hampir sama dengan penerbitan mayor, kan fasilitasnya?

Menggunakan jasa penerbitan indie ini walaupun banyak keuntungannya, kita harus tetap berhati-hati dalam memilihnya. Jika kita salah memilih akan muncul berbagai permasalahan, misalnya saja jumlah uang yang dikeluarkan terlalu banyak, desain layout yang buruk sampai penggunaan ISBN palsu.

Kesalahan semacam ini jangan sampai menimpamu, ya! Pastikan untuk teliti dalam menggunakan layanan penerbitan buku. Silakan cek kembali sebelum mengambil keputusan, dan kamu bisa mempertimbangkan ciri-ciri penerbit buku kredibel dalam uraian artikel ini: Kriteria Penerbit Buku Kredibel.

2. Banyaknya Typo

Kesalahan yang sering dilakukan ketika proses penerbitan buku selanjutnya yaitu banyaknya typo. Mungkin kita telah yakin bahwa konteks atau cerita dalam buku kita sudah valid. Namun, banyak diantara kita yang terkecoh yang menyebabkan naskah buku kita banyak typo-nya.

Proses memperbaiki typo ini sangat penting, di mana pun kamu mau menerbitkan buku. Apakah melalui self publishing, penerbit mayor maupun penerbit indie. Nah, untuk hasil yang optimal dan proses proofreading lebih objektif tidak ada salahnya kamu menggunakan jasa proofreading naskah sebelum mengirimkan naskah ke penerbit.

Dalam menggunakan jasa proofreading naskah, pastikan penyedia jasa tersebut profesional dan berpengalaman. Salah satu rekomendasinya, kamu bisa menggunakan jasa proofreading naskah dari Detak Publisher. Dengan tim berpengalaman, naskahmu dijamin bebas dari kesalahan.

3. Desain Sampul yang Kurang Optimal

Kesalahan Umum dalam Proses Penerbitan Buku yang Biasanya Dilakukan Penulis Pemula

Jangan salah dalam membuat desain sampul! Kesalahan dalam membuat desain cover bukumu akan berdampak pada minat pembeli yang tidak meningkat.

Ciri sampul buku yang buruk antara lain desain tidak terlihat profesional, tidak proporsional, terlalu banyak gambar, sampai dengan kurang optimalnya sampul belakang. Terkait sampul belakang, kamu bisa mengisinya dengan blurb sehingga bisa memancing pembaca untuk membeli bukumu tersebut..

Blurb harus berisi sesuatu yang bisa memancing pembaca, bukan malah berisikan ringkasan alur. Lalu, jumlah kata untuk blurb janganlah terlalu banyak, maksimal 250 kata agar tidak terlihat sempit di sampul belakang.

4. Promosi yang Dilakukan Setelah Buku Diterbitkan

Proses promosi buku yang baik itu jauh-jauh hari sebelum buku diterbitkan. Bahkan kita juga bisa mulai promosi di proses awal-awal kita menulis. Media yang digunakan bisa dengan Instagram, contohnya dengan memberikan beberapa spoiler kepada pengikut Instagram-mu.

Promosi yang dilakukan berdekatan dengan proses penerbitan hanya akan membuatmu kewalahan dan hasilnya kurang optimal. Sebab, target marketmu belum mengenal lebih dekat dengan buku yang kamu terbitkan tersebut. Lalu, selain melalui Instagram, promosi bisa kamu lakukan melalui website atau situs web pribadimu.

5. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi tapi Tidak Diiringi Usaha dan Doa

Ketika kita menerbitkan buku, tentunya kita ingin buku kita tersebut laris terjual. Namun, ketahuilah proses untuk mendapatkan banyak pembaca itu tidak mudah.

Kita harus berjuang melalui usaha misalnya dengan promosi yang optimal dan melalui doa. Usaha keras kita yang diiringi doa saja terkadang tidak cepat dikabulkan. Ada proses yang perlu dilalui untuk mendapatkan banyak penjualan.

Tugas kita ialah belajar bagaimana mempromosikan buku dengan optimal dan tidak mudah lelah untuk menjual buku kita. Jika penjualan belum optimal juga, jangan menyerah dulu, yakinlah bahwa kamu bisa.

Manfaatkan juga media-media atau layanan review buku yang bisa juga dijadikan sarana promosi. Namun, ketika memilih jasa review buku pastikan penyedia jasa tersebut benar-benar amanah tidak hanya mementingkan uang semata!

6. Harga Jual yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah

Kesalahan berikutnya yang sering dilakukan dalam proses penerbitan buku yaitu perihal harga jual. Penulis baru seringkali salah dalam mematok harga, baik terlalu mahal maupun terlalu murah.

Harga yang terlalu tinggi dapat membuatmu tersingkir sepenuhnya dan membuat calon pembeli berpikir ulang untuk membeli. Sedangkan harga yang terlalu rendah juga akan membuat bukumu sulit menarik perhatian, sebab, kualitas dari bukumu jadi dipertanyakan.

Kesalahan dalam mematok harga tersebut terjadi karena penulis kurang melakukan riset pasar. Maka dari itu pastikan kamu melakukan riset harga terlebih dahulu sebelum mematok harga bukumu, ya.

Lalu, kamu pun juga bisa berkonsultasi dengan penerbit buku tempatmu menerbitkan buku. Mereka tentunya sudah sangat paham terhadap harga pasaran sebuah buku yang sejenis dengan bukumu.

7. Tidak Produktif Menulis Kembali

Seiring dengan proses penerbitan buku, banyak penulis yang hanya fokus di sana. Padahal hal tersebut dapat membuat penulis jadi tidak produktif.

Lebih baik, bersamaan dengan proses penerbitan buku kita juga mulai aktif merancang buku kedua kita. Hal ini juga bisa menunjukkan validalitas kita sebagai seorang penulis profesional.

Pembaca pun jadi tahu bahwa kita adalah penulis yang berbakat dan produktif. Sehingga pembaca penasaran dengan karya-karya kita dan mau untuk membelinya. Jika di buku pertama sudah bagus, pembaca pasti ingin membaca karya kedua, ketiga dan seterusnya dari kamu.

Itulah daftar kesalahan dalam proses penerbitan buku yang umumnya dilakukan oleh penulis pemula. Semoga dengan mengetahui dan memahami daftar kesalahan di atas bisa meminimalisir terjadinya kesalahan dalam proses menerbitkan buku perdanamu, ya!

Hal penting lainnya, jangan sampai daftar kesalahan di atas mematahkan semangatmu untuk menerbitkan buku. Sebaliknya, kamu harus berupaya seoptimal mungkin agar kesalahan tersebut tidak menimpamu! Tetap semangat dan teruslah belajar, ya!

Baca artikel terkait