10 Penyebab Plagiarisme pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Umumnya Terjadi

Plagiarisme merupakan salah satu pelanggaran etika akademik yang sangat serius dalam dunia pendidikan tinggi. Sayangnya, praktik ini masih kerap terjadi di kalangan mahasiswa saat menyusun karya tulis ilmiah seperti makalah, tugas paper kuliah, skripsi, tesis, hingga disertasi. Meski sudah banyak kampus yang mensosialisasikan larangan plagiarisme, realitanya masih banyak yang terjerat karena ketidaktahuan ataupun ketidaksengajaan.

Sebagian mahasiswa mungkin menganggap plagiarisme sekadar menyalin tulisan orang lain tanpa mencantumkan sumber, padahal praktik ini memiliki banyak bentuk dan modus yang lebih beragam. Oleh sebab itu, penting untuk memahami apa saja penyebab umum yang membuat mahasiswa terjebak melakukan plagiarisme.

10 Penyebab Plagiarisme pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Umumnya Terjadi

Nah, melalui artikel ini, saya ingin mengajak kamu mengenali penyebab-penyebab plagiarisme yang sering terjadi dalam karya tulis ilmiah. Tujuannya agar kamu bisa lebih waspada dan bisa menyusun tulisan akademik yang orisinal dan sesuai standar etika penelitian. Selengkapnya bisa kamu simak pada pembahasan di bawah ini:

1. Kurangnya Pemahaman tentang Plagiarisme

Penyebab plagiarisme pada karya tulis ilmiah (KTI) yang paling umum yaitu pemahaman mahasiswa tentang apa saja yang termasuk tindakan plagiarisme. Banyak yang hanya tahu bahwa menyalin mentah-mentah karya orang lain itu salah, namun belum memahami bahwa memparafrase tanpa menyebutkan sumber, menerjemahkan tanpa izin, atau menggunakan ide orang lain tanpa atribusi juga termasuk bentuk plagiarisme.

Kurangnya literasi akademik tersebut membuat mahasiswa kerap tanpa sadar melanggar aturan etika penulisan ilmiah. Oleh karena itu, penting sekali bagi mahasiswa untuk memahami jenis-jenis plagiarisme dan konsekuensinya sejak awal.

2. Keterbatasan Waktu Penyelesaian Tugas

Tekanan waktu menjadi faktor yang cukup sering mendorong mahasiswa melakukan plagiarisme. Saat dikejar deadline tugas, skripsi, atau laporan penelitian, sebagian mahasiswa memilih jalan pintas dengan menyalin tulisan dari berbagai sumber tanpa memperhatikan aturan kutipan.

Kondisi ini biasanya terjadi karena kurangnya perencanaan waktu dan kebiasaan menunda-nunda pengerjaan tugas. Akibatnya, saat waktu sudah mepet, mahasiswa pun cenderung mengesampingkan etika akademik demi mengejar target penyelesaian.

Padahal, jika nanti dilakukan tes dengan Turnitin hasilnya pun pasti terdeteksi. Bukankah justru memakan waktu lagi untuk mengeditnya? Bukankah lebih baik kamu sempurnakan sejak awal?

3. Malas Melakukan Riset dan Studi Pustaka

Riset pustaka yang matang membutuhkan waktu, ketelitian, dan kesabaran. Namun, tidak sedikit mahasiswa yang enggan membaca banyak referensi dan lebih memilih menyalin hasil tulisan orang lain yang tersedia di internet atau karya mahasiswa terdahulu.

Kebiasaan malas mencari referensi ini akhirnya berujung pada tindakan plagiarisme karena mahasiswa tidak mampu menyusun kerangka berpikir dan argumen berdasarkan pemahaman pribadi. Padahal, dengan membaca literatur yang cukup, mahasiswa bisa merumuskan tulisan yang lebih orisinal dan berbobot.

4. Kurangnya Kemampuan Mengolah Informasi

Sebagian mahasiswa mengalami kesulitan saat harus menyusun gagasan dengan bahasanya sendiri. Ketika menemukan referensi yang sesuai, mereka cenderung langsung menyalin isi tulisan tanpa diolah terlebih dahulu.

Kesulitan dalam melakukan parafrase atau menyusun ulang ide dalam kalimat sendiri menjadi penyebab munculnya plagiarisme. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk terus melatih kemampuan menulis, merangkum, dan merumuskan gagasan berdasarkan hasil bacaan.

5. Tidak Memahami Teknik Sitasi dan Daftar Pustaka

10 Penyebab Plagiarisme pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Umumnya Terjadi

Banyak mahasiswa yang belum paham cara mencantumkan sitasi dan daftar pustaka yang benar sesuai kaidah akademik. Akibatnya, meskipun sudah mengambil referensi dari berbagai sumber, mereka lupa atau tidak mencantumkan sumber dengan tepat.

Kesalahan teknis ini bisa dianggap sebagai plagiarisme meskipun tanpa sengaja. Untuk itu, mahasiswa perlu mempelajari berbagai gaya sitasi seperti APA, MLA, Chicago, dan Harvard, serta menerapkannya dengan konsisten dalam karya tulis ilmiah.

Keterampilan menulis sitasi ini baiknya sudah kamu pahami sejak awal kuliah. Sebab, biasanya tugas-tugas kuliah sudah mewajibkan pemberian sitasi dan kamu memang memerlukannya.

Namun, jika memang kamu kerepotan atau benar-benar dikejar deadline, maka kami punya solusi untukmu. Yaitu dengan menggunakan jasa penyuntingan sitasi. Salah satu penyedia jasa penyuntingan sitasi ini dapat kamu temui di Detak Publisher.

Dengan menggunakan jasa penyuntingan sitasi, kamu bisa menulis sitasi dengan mudah dan sisa waktu yang ada bisa kamu pakai untuk keperluan lainnya. Seperti melakukan analisis data dan membuat pembahasan misalnya.

6. Adanya Anggapan ‘Semua Orang Melakukannya’

Penyebab plagiarisme pada KTI berikutnya yaitu karena mahasiswa tersebut merasa bahwa tindakan tersebut adalah hal biasa. Mereka berpikir bahwa menyalin tulisan tanpa sumber sudah menjadi kebiasaan umum di kalangan mahasiswa, sehingga tindakan tersebut dianggap wajar.

Pola pikir ini tentu keliru dan berbahaya karena bisa merusak integritas akademik. Kampus dan dosen pembimbing sebaiknya terus menanamkan pemahaman bahwa plagiarisme merupakan pelanggaran berat yang bisa berujung sanksi akademik.

7. Mudahnya Akses Informasi Digital

Kemudahan dalam mengakses informasi bisa menjadi penyebab plagiarisme pada KTI lho. Di era digital seperti sekarang, mahasiswa sangat mudah mengakses berbagai referensi melalui internet. Sayangnya, kemudahan ini sering disalahgunakan dengan menyalin konten tanpa memperhatikan hak cipta maupun etika akademik.

Ketersediaan artikel, jurnal, hingga skripsi online membuat plagiarisme semakin mudah dilakukan. Oleh karena itu, kamu sebagai mahasiswa harus belajar cara memanfaatkan informasi digital secara etis dan bertanggung jawab.

8. Tekanan Target Kelulusan dan Tuntutan Nilai Tinggi

Faktor eksternal seperti target kelulusan cepat atau tekanan untuk memperoleh nilai tinggi juga bisa menjadi pemicu plagiarisme pada KTI. Demi mencapai hasil akademik yang sesuai harapan, sebagian mahasiswa nekat melakukan tindakan tidak etis dengan menyalin karya orang lain.

Padahal, nilai akademik seharusnya diperoleh secara jujur melalui usaha mandiri. Jika kamu mendapatkan tekanan semacam ini sebaiknya kamu hadapi dengan manajemen waktu dan strategi belajar yang baik, bukan dengan cara melanggar etika, ya!

9. Lemahnya Sistem Pengawasan Akademik

Beberapa kampus mungkin belum memiliki sistem pengawasan plagiarisme yang ketat. Ketidaktegasan dalam menindak kasus plagiarisme membuat sebagian mahasiswa merasa aman dan berani melakukannya.

Oleh sebab itu, perlu ada sistem deteksi plagiarisme yang efektif, seperti penggunaan aplikasi pengecek turnitin, serta penguatan aturan akademik yang tegas untuk mencegah praktik ini.

10. Kurangnya Motivasi Menulis Mandiri

Sebagian mahasiswa merasa menulis karya ilmiah adalah tugas yang berat, membosankan, dan sulit. Karena minimnya motivasi, mereka pun lebih memilih cara praktis dengan menjiplak karya orang lain ketimbang menulis sendiri.

Padahal, proses menulis merupakan sarana penting untuk melatih kemampuan berpikir kritis, menyusun argumen, dan menyampaikan ide secara sistematis. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kamu perlu menumbuhkan motivasi yang kuat agar memiliki minat menulis karya akademik secara jujur dan mandiri.

Itulah sepuluh penyebab plagiarisme pada Karya Tulis Ilmiah (KTI). Dapat kamu lihat ya bahwa plagiarisme dalam karya tulis ilmiah terjadi bukan hanya karena ketidaksengajaan, tapi juga akibat kebiasaan buruk, kurangnya pemahaman, serta tekanan akademik.

Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan kemampuan menulis yang baik, memahami etika penulisan ilmiah, serta disiplin dalam menggunakan sumber informasi. Namun, jika memang sangat mendesak maka kamu bisa menggunakan jasa parafrase turnitin yang banyak tersedia di luaran sana.

Jasa ini akan membantu kamu untuk memperbaiki skor plagiarisme agar turun. Salah satu rekomendasi jasa parafrase yang bisa kamu gunakan yaitu jasa parafrase turnitin dari Detak Publisher. Informasi lengkap terkait jasa ini bisa kamu baca di link berikut: Jasa Parafrase Turnitin.

Baca artikel terkait