6 Perbedaan Prosiding Dan Jurnal Ilmiah Yang Perlu untuk Diketahui

6 Perbedaan Prosiding Dan Jurnal Ilmiah Yang Perlu untuk Diketahui

Perbedaan prosiding dan jurnal ilmiah akan menjadi pembahasan kita pada artikel kali ini. Pemahaman yang baik akan kedua jenis publikasi karya ilmiah ini akan membantu anda, khususnya jika anda adalah mahasiswa akhir. Yang mana jurnal ilmiah dan prosiding merupakan salah satu luaran tugas akhir mahasiswa.

6 Perbedaan Prosiding Dan Jurnal Ilmiah Yang Perlu untuk Diketahui

Terlebih dengan adanya regulasi baru di tahun 2023 lalu dari menteri pendidikan kebudayaan, riset, dan teknologi yang resmi tidak mewajibkan skripsi sebagai syarat lulus mahasiswa. Dengan demikian dua luaran ini bisa menjadi pilihan mahasiswa. Baik, tanpa berlama-lama lagi berikut adalah perbedaan prosiding dan jurnal yang perlu untuk diketahui:

1. Perbedaan Prosiding dan Jurnal Ilmiah Ditinjau dari Definisinya

Berikut adalah penjabaran dari perbedaan kedua jenis luaran ini jika ditinjau dari definisinya:

Definisi Prosiding

Prosiding adalah jurnal ilmiah tapi luarannya tidak sekedar majalah ilmiah melainkan berupa seminar juga. Artinya selain artikel ilmiah dipublikasikan, peneliti juga harus mempresentasikan hasil penelitiannya di depan sejawat dalam bentuk konferensi/seminar.

Definisi jurnal ilmiah

Jurnal ilmiah adalah sekumpulan jurnal penelitian yang berbentuk seperti majalah. Kumpulan karya ilmiah yang tersaji di dalamnya merupakan karya ilmiah yang telah selesai ditulis atau telah final dan lengkap dari masing-masing peneliti. Artinya, artikel di dalam jurnal ilmiah ini telah melalui proses tinjauan sejawat (peer-review) yang ketat.

Dari definisi prosiding dan jurnal ilmiah di atas dapat kita lihat perbedaannya, ya. Yang mana bisa diibaratkan jurnal itu majalah, sedangkan prosiding ibarat ada seminar lalu makalah-makalah seminar itu dikumpulkan dan diterbitkan.

2. Perbedaan dari Segi Penerbitnya

Dari segi penerbit yang mengeluarkan prosiding dan jurnal ilmiah, berikut adalah perbedaannya:

Prosiding

Penerbit dari prosiding merupakan lembaga yang mengadakan seminar, pelaksanaannya bisa rutin bisa juga tidak. Lembaga juga membuka kuota tertentu bagi penerbit, dengan proses penjaringan artikel lebih sederhana jika dibandingkan jurnal ilmiah.

Jurnal ilmiah

Sedangkan jurnal ilmiah proses penerbitannya rutin bisa satu tahun dua kali, sebulan sekali dan lain sebagainya oleh suatu lembaga atau kampus. Pada saat waktunya publikasi jurnal, artikel yang masuk jumlahnya akan dibatasi atau ada kuota tertentu. Hal ini menyebabkan proses seleksi artikel untuk bisa masuk jurnal ilmiah lebih ketat dan rinci daripada prosiding.

3. Perbedaan Kedua Luaran Ditinjau dari Cara Publikasi atau Skema Penerbitannya

Berdasarkan cara publikasinya terdapat perbedaan yang mencolok dari kedua jenis luaran hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Skema penerbitan prosiding

Proses publikasi karya ilmiah ini bisa dibilang cukup mudah jika dibandingkan dengan jurnal ilmiah. Mengapa demikian, pertama karena prosiding jangka waktu penerbitannya cukup sering dilakukan karena banyak penyelenggaranya. Berbeda dengan jurnal ilmiah yang penerbitannya itu berkala dan proses seleksi yang cukup ketat.

Untuk detailnya berikut ini alur penerbitan artikel ilmiah melalui prosiding:

  1. Penulis mengirimkan artikel ilmiah ke penyelenggara forum ilmiah.
  2. Penyelenggara melakukan proses seleksi berbasis topik dan plagiasi
  3. Jika lolos seleksi dan artikel diterima, maka selanjutnya penulis melakukan presentasi atau seminar pada forum ilmiah dan di sana biasanya penulis akan mendapatkan feedback dari peserta forum.
  4. Jika mendapatkan feedback, maka penulis melakukan revisi artikel sesuai feedback hasil forum tersebut.
  5. Jika proses revisi selesai, maka artikel ilmiah tersebut perlu dikirim lagi oleh peneliti ke penyelenggara untuk diterbitkan.
  6. Untuk penerbitan di prosiding, biasanya penyelenggara bekerjasama dengan penerbit yg ditunjuk
  7. Penerbit melakukan diseminasi lebih lanjut seperti melakukan proses indeksasi dan seterusnya, baru artikel akan dipublikasikan

Skema penerbitan jurnal ilmiah

Proses seleksi jurnal ilmiah bisa dikatakan lebih ketat daripada prosiding. Terlebih lagi ada kuota tertentu yang berarti para peneliti akan bersaing dengan peneliti lainnya untuk mendapatkan slot publikasi.

Nah, untuk detail gambaran skema penerbitan jurnal ilmiah ialah sebagai berikut ini:

  1. Mengirim artikel ilmiah ke pengelola jurnal ilmiah
  2. Pengelola jurnal ilmiah akan melakukan proses peninjauan sesuai standar dari jurnal ilmiah yang dipilih oleh penulis.
  3. Jika lolos, pengelola jurnal ilmiah akan mengirim artikel tersebut ke reviewer untuk ditelaah substansinya, lalu reviewer memberikan feedback
  4. Feedback disaring oleh pengelola jurnal ilmiah dan penulis merevisi sesuai feedback
  5. Jika penulis sudah menyelesaikan artikelnya sesuai revisi, maka peneliti akan menerima LoA dan artikel akan dipublikasi sesuai jadwal penerbit

4. Perbedaan Prosiding dan Jurnal Ilmiah Ditinjau dari Bentuk Publikasinya

Selanjutnya kita akan melihat perbedaan prosiding dan jurnal ilmiah dari bentuk publikasi, berikut adalah pemaparannya:

Prosiding

Bentuk publikasi dari prosiding ini ada dua macam yakni berkala dan book chapter. Untuk prosiding yang berkala bentuk mirip dengan jurnal yang terbit berkala yang mana jumlah terbitkannya dalam satu tahun sangatlah banyak. Karena satu terbitan merepresentasi suatu forum ilmiah dan memiliki ISSN sebagai penanda majalah berkala.

Sedangkan yang berbentuk book chapter memiliki penanda ISBN dan terbit sesuai dengan adanya kerjasama. Kedua bentuk prosiding tersebut bisa dipublikasikan secara umum, atau hanya bisa diakses oleh penelitinya saja. Hal ini menyebabkan tidak semua prosiding bisa dicari hasilnya di mesin pencarian.

Jurnal ilmiah

Jurnal ilmiah berbetuk kumpulan artikel ilmiah yang biasanya diterbitkan secara online agar bisa diakses oleh siapa saja. Yaitu dipublikasikan di website khusus jurnal dan tidak dicantumkan di website penerbit (baik itu perguruan tinggi, lembaga, dan lain-lain).

Jadi, pihak penerbit punya website khusus untuk satu jurnal dengan tema spesifik. Jurnal ilmiah biasanya juga ada yang berbentuk cetak dan didistribusikan ke berbagai perpustakaan.

5. Lama Waktu Penerbitan

Lama waktu penerbit
prosiding lebih singkat jika dibandingkan jurnal ilmiah. Hal ini terjadi karena proses pree review di tahap penerbitan jurnal lumayan memakan waktu yang lama, bisa berbulan-bulan. Berbeda dengan prosiding, selama sudah disampaikan di seminar, akan cepat untuk diterbitkan.

6. Level Keilmiahan

Level keilmiahan prosiding lebih rendah daripada jurnal. Pada jurnal pembahasannya lebih komprehensif, hal ini juga yang menyebabkan proses seleksi jurnal lebih ribet daripada prosiding.

Itulah pembahasan tentang perbedaan prosiding dan jurnal ilmiah. Semoga dengan memahami perbedaan ini dapat membantu anda dalam menyusun artikel ilmiah dan menentukan jenis publikasi mana yang cocok untuk hasil penelitian anda tersebut.

Tinggalkan Balasan

Baca artikel terkait