Publikasi di Jurnal atau Prosiding? Mahasiswa Wajib Tahu

Zaman yang semakin maju menuntut manusianya untuk ikut berkembang. Seperti yang terjadi di masyarakat, dunia pendidikan memiliki kontribusi besar dalam kemajuan zaman. Tuntutan untuk para mahasiswa pun tak luput dari ini. Salah satunya adalah publikasi ilmiah baik melalui jurnal dan prosiding.

Publikasi ilmiah sudah menjadi hal yang umum bagi mahasiswa. Selain untuk kelulusan, publikasi ilmiah juga berguna untuk menunjukkan expertise dan branding. Namun, seringkali mahasiswa kebingungan mencari cara untuk publikasi.

Publikasi di Jurnal atau Prosiding? Mahasiswa Wajib Tahu

Ada dua cara untuk publikasi ilmiah, yaitu melalui jurnal dan prosiding. Tetapi, sudahkah kamu tahu tentang jurnal dan prosiding? Apa perbedaan jurnal dan prosiding dan proses publikasinya? Artikel berikut ini akan membahas tuntas mengenai publikasi ilmiah di jurnal maupun prosiding.

Pengertian Jurnal

Jurnal ilmiah adalah publikasi periodik yang berisi sekumpulan artikel yang ditulis oleh para peneliti, akademisi, dan ahli yang berkecimpung pada bidang tertentu. Artikel-artikel pada jurnal ilmiah mencakup:

  • Hasil penelitian asli (original research article)
  • Kajian literatur (literature review)
  • Laporan studi kasus (case report)
  • Tinjauan teoretis dan metodologis yang terkait dengan disiplin ilmu tertentu (short reports/letter/methods).

Pengertian Prosiding

Prosiding adalah kumpulan makalah atau artikel ilmiah yang dipresentasikan pada konferensi, seminar, simposium, atau lokakarya akademik. Umumnya, prosiding biasanya terbit setelah seminar berlangsung. Fungsi prosiding adalah sebagai dokumentasi resmi mengenai penelitian yang dipresentasikan. Namun, penulis tidak wajib mempublikasikan penelitiannya pada prosiding.

Jurnal vs Prosiding

Setelah mengenali pengertian jurnal dan prosiding, simak perbedaan antara jurnal dan prosiding berikut ini:

  • Jurnal memiliki panjang artikel lebih panjang daripada prosiding
  • Validitas jurnal lebih sering dipertanyakan oleh reviewer. Sehingga artikel yang submit pada jurnal memiliki kemungkinan “rejected
  • Prosiding berisi kumpulan artikel para peserta seminar yang sudah melalui tahap seleksi
  • Prosiding memiliki tema tertentu yang menjadi fokus utama seminar
  • Jurnal ilmiah memilki indeksasi lebih luas daripada prosiding sehingga memungkinkan akses luas oleh komunitas ilmiah
  • Jurnal ilmiah dapat berupa kajian literatur, studi kasus, metode, dan artikel penelitian

Proses Publikasi Jurnal dan Prosiding

Jurnal ilmiah dan prosiding memang memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mempublikasikan hasil penelitian. Secara garis besar, proses publikasi jurnal dan prosiding juga memiliki kesamaan. Berikut ini adalah proses publikasi jurnal dan prosiding.

1. Mengikuti seminar/konferensi/simposium

Tahap ini khusus untuk publikasi pada prosiding. Utamanya, publikasi artikel pada prosiding hanya dapat dilakukan oleh author yang mengikuti seminar/konferensi/simposium dan mempresentasikan penelitiannya di acara tersebut.

2. Menyiapkan artikel ilmiah

Syarat utama publikasi adalah memiliki artikel ilmiah. Pastikan artikel ilmiah yang kamu tulis sudah sesuai dengan panduan penulisan. Selain itu, artikel ilmiah yang sudah siap submit harus sesuai dengan ruang lingkup jurnal atau tema seminar.

3. Submit artikel

Jika artikel sudah siap dan sesuai dengan template dari jurnal maupun prosiding, maka tahapan selanjutnya adalah submit artikel. Submit artikel untuk publikasi jurnal melalui website yang sudah ditentukan. Sedangkan prosiding, biasanya ada informasi khusus yang disediakan oleh pihak penyelenggara.

4. Seleksi oleh editor

Tahap ini hanya terdapat pada proses publikasi jurnal ilmiah. Artikel yang sudah masuk harus melalui tahap seleksi oleh editor. Kriteria seleksi dari editor meliputi kesesuaian dengan ruang lingkup jurnal, template, dan plagiasi. Editor akan melanjutkan pada proses peer review apabila artikel memenuhi syarat.

5. Proses peer-review

Tidak semua publikasi prosiding melalui tahap peer-review. Tetapi, semua publikasi jurnal ilmiah pasti melalui tahap review. Proses peer-review dilakukan oleh reviewer yang ditunjuk oleh editor dan yang dipilih oleh author. Reviewer memiliki kewenangan untuk menilai validitas artikel, originalitas, dan signifikansi penelitian.

Sebagian besar proses review pada prosiding biasanya meninjau hal-hal teknis seperti kesesuaian dengan template, resolusi gambar, dan plagiasi. Sedangkan pada jurnal, banyak aspek yang dijadikan tolok ukur. Jadi, tulis artikel ilmiah sebaik mungkin supaya artikel tidak ditolak jurnal.

Reviewer akan memberikan ulasan dan komentar mengenai artikel. Tahapan ini termasuk krusial, karena komentar reviewer menentukan artikel accepted atau rejected. Reviewer akan mendapat opsi dari editor, yaitu accepted, minor revision, major revision, dan rejected.

6. Revisi

Setelah proses review, author akan mendapat balasan dari editor yang menyatakan bahwa terdapat koreksi. Author  mendapat tenggat waktu untuk merevisi artikel.

Setelah menyelesaikan tahap revisi, author harus mengirimkan artikel tersebut kepada editor. Jika artikel sudah lolos proses review dan revisi, kemungkinan besar artikel accepted yairu mendapat akses untuk dipublikasikan.

7. Accepted

Apabila author sudah melakukan revisi yang direkomendasikan oleh reviewer, maka artikel akan diterima untuk publikasi. Tahap ini meliputi pembayaran dan finalisasi artikel.

8. Mendapat letter of acceptance (LoA)

Terakhir, letter of acceptance atau yang biasa dikenal dengan LoA. LoA merupakan lembar pernyataan bahwa artikel tersebut lolos publikasi. Meskipun hanya satu lembar, LoA memiliki banyak kegunaan. Kalangan akademisi menggunakan LoA untuk memproses kelulusan, mendaftar sekolah, maupun laporan hibah.

Demikian adalah ulasan mengenai publikasi di jurnal ilmiah dan prosiding. Baik publikasi jurnal atau prosiding memiliki tujuan yang berbeda. Sekarang, apakah para mahasiswa sudah menentukan akan publikasi di jurnal ilmiah atau prosiding?

Baca artikel terkait