Istilah jurnal ilmiah sangat erat kaitannya dengan kalangan akademisi, baik dosen, praktisi, dan mahasiswa. Bagi para akademisi, menulis jurnal bukan lagi sebuah opsi, melainkan kemampuan wajib. Namun pertanyaannya, apakah ada trik dalam menulis jurnal ilmiah?
Para akademisi terkadang mengalami kesulitan saat mengelola publikasi jurnal. Target waktu publikasi yang terbatas dan tuntutan pekerjaan adalah alasan terbesar yang menyulitkan akademisi. Padahal, menulis jurnal ilmiah tidak membutuhkan waktu yang lama.
Artikel ini khusus untuk kalangan akademisi yang masih kesulitan menulis jurnal. Mari mengupas tuntas trik menulis jurnal ilmiah supaya mampu menulis jurnal dengan cepat dan berkualitas.
Selain sebuah ide, hal pertama yang harus disiapkan untuk menulis jurnal adalah data. Data-data untuk publikasi diperoleh melalui penelitian, survey, dan pengamatan.
Pertama-tama harus mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Tidak perlu membuang data penelitian, karena data-data tersebut perlu dipilah lebih dulu. Jika sudah ada data, maka salah satu syarat menulis jurnal sudah terpenuhi.
Setelah semua data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah memilah data. Data yang untuk publikasi harus saling mendukung satu sama lain, sehingga membentuk sebuah tulisan yang berkesinambungan. Selain itu, data-data harus sesuai dengan arah penelitian.
Biasanya terdapat satu topik besar dengan banyak data pendukung. Namun, tidak semua data dipublikasian dalam satu jurnal. Maka, penulis wajib memiliah data yang saling berkaitan. Data-data tadi menjadi kunci penulisan jurnal sehingga sebuah jurnal memiliki latar belakang penelitian, tujuan, dan hasil yang koheren.
Setelah mengumpulkan dan memila data, seorang akademisi harus mendeskripsikan semua data yang digunakan untuk publikasi. Maksud dari mendeskripsikan data adalah membaca data dan menginterpretasikan data.
Contoh dari deskripsi hasil adalah: terdapat sebuah grafik tingkat polusi di sebuah kota sebelum diadakan penanaman massal tanaman X. Setelah satu bulan penanaman, ternyata grafik tingkat polusi mengalami penurunan. Berarti, penanaman tanaman X menurunkan tingkat polusi kota.
Interpretasi grafik hasil penelitian dari penelitian di atas harus menyeluruh dan fokus pada poin-poin penting yang menjadi kunci sebuah penelitian. Namun, interpretasi data penelitian tidak menyertakan temuan-temuan yang sudah ada. Interpretasi data penelitian dapat menyitasi gambar atau tabel dengan menulis (Gambar 1), (Tabel 1).
Pembahasan berisi ulasan lebih lanjut tentang interpretasi data-data penelitian. Menulis pembahasan berarti memperjelas interpretasi hasil dan mengorelasikan hasil, tujuan, serta temuan-temuan terdahulu.
Data penelitian dibahas secara koheren dan membandingan dengan temuan penelitian terdahulu. Teknik ini akan mempermudah penulis mengidentifikasi temuan penelitian kini. Pada pembahasan perlu juga mencantumkan kelebihan dan temuan dari penelitian terkini.
Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setelah menyusun dan membahas data, seorang penulis harus menuliskan cara kerja pada metode.
Langkah-langkah pada metode menyesuaikan dengan data hasil penelitian. Menulis metode setelah hasil penelitian tentunya akan memudahkan penulis. Penulis tidak perlu memaksakan hasil penelitian padahal tidak melakukan langkah-langkah penelitian yang lengkap.
Membuat latar belakang dan tujuan justru dilakukan di akhir. Mengapa? Hal ini berkaitan dengan penulisan jurnal yang harus saling terkait antara pokok permasalahan, tujuan, dan hasil yang diperoleh.
Latar belakang memuat pokok permasalahan yang nantinya akan dijawab oleh hasil dan pembahasan. Selain itu, tujuan yang dicantumkan di paragraf terakhir akan menentukan arah penelitian.
Bagian latar belakang dan tujuan tidak kalah penting dari hasil dan pembahasan. Justru, latar belakang dan tujuan adalah bagian yang pertama kali memberi informasi pada pembaca mengenai intisari jurnal ilmiah.
Bagian yang tidak kalah penting adalah kesimpulan. Pembaca tidak hanya ingin memahami pokok permasalahan dan tujuan penelitian. Namun, pembaca juga ingin mengetahui hasil akhir penelitian.
Bagian kesimpulan biasanya terdapat pada paragraf terakhir pembahasan atau pada sub tersendiri. Kesimpulan tidak perlu terlalu banyak. Namun, kesimpulan harus menjawab tujuan.
Terakhir, adalah menulis abstrak. Abstrak bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian kepada para pembaca. Saat ingin memahami sebuah jurnal, pembaca akan membaca abstrak terlebih dahulu.
Masing-masing jurnal memiliki susunan penulisan abstrak yang berbeda-beda. Beberapa jurnal hanya meminta abstrak yang menuliskan tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Ada pula abstrak yang mencantumkan latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.
Tetapi, penulis hanya bisa menulis abstrak dengan jumlah kata yang sedikit. Semua jurnal membatasi jumlah kata pada abstrak. Jumlah kata bervariasi mulai dari 200 sampai 350 kata.
Tahapan paling penting untuk publikasi jurnal ilmiah adalah submit jurnal. Persiapkan naskah sebaik mungkin dan pilih jurnal yang cocok untuk publikasi. Jangan sampai penelitian dan tulisan yang bagus berakhir di file komputer.
Nah, demikian langkah-langkah cerdas menulis jurnal ilmiah. Ada yang sudah mencoba?