Sebagai dosen, kamu tentu tidak asing dengan karya tulis ilmiah (KTI), bukan? Yang mana setiap penelitian yang telah kita susun dengan penuh dedikasi sering kali berakhir hanya sebagai dokumen dalam jurnal atau seminar akademik. Padahal, penelitian tersebut memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat lebih luas, tidak hanya untuk kalangan akademisi saja jika dikemas dalam bentuk buku.
Caranya yaitu dengan melakukan konversi karya tulis ilmiah. Nah, mengonversi KTI menjadi buku bukan hanya sekadar bentuk publikasi tambahan, tetapi juga langkah strategis dalam mendiseminasikan ilmu pengetahuan. Buku memungkinkan hasil penelitianmu lebih mudah diakses dan dipahami oleh berbagai kalangan, dari siswa, mahasiswa, praktisi di bidang terkait hingga masyarakat umum.
Selain hasil penelitian jadi bisa dibaca dan diketahui oleh masyarakat yang lebih luas, ada berbagai keuntungan lain yang bisa kamu peroleh jika menerbitkan buku hasil konversi KTI. Nah, apa sajakah itu? Mari menyimak lebih lengkapnya dalam uraian di bawah ini:
Berikut ini ialah manfaat atau keuntungan dari menerbitkan buku hasil konversi KTI:
KTI yang hanya dipublikasikan dalam jurnal umumnya memiliki pembaca terbatas, yaitu akademisi di bidang tertentu. Sementara itu, buku memungkinkan gagasan dan temuanmu dijangkau oleh mahasiswa, sesama dosen, praktisi di berbagai sektor dan juga masyarakat umum. Dengan cara ini, penelitianmu tidak hanya berkontribusi di ruang akademik, tetapi juga bisa menjadi referensi bagi masyarakat luas.
Menerbitkan buku memberikan nilai tambah yang signifikan bagi karier akademikmu. Buku yang memiliki ISBN dapat menjadi bukti konkret dari kontribusi akademikmu dan mendukung kenaikan jabatan fungsional. Selain itu, dengan adanya buku, kamu semakin dikenal sebagai ahli di bidang yang kamu tekuni tersebut. Nah, untuk lebih detail manfaat menerbitkan buku hasil konversi KTI dapat kamu lihat sebagai berikut ini:
Dalam dunia akademik, publikasi buku dapat memberikan tambahan angka kredit yang signifikan bagi dosen. Buku yang diterbitkan, terutama yang telah melalui proses review dan memiliki ISBN, sering kali memiliki bobot SKS yang lebih tinggi dibandingkan dengan publikasi di jurnal nasional atau menjadi dosen pembimbing skripsi.
Yang mana untuk mata kuliah skripsi SKS nya hanya 1. Sementara itu untuk menerbitkan buku semisal buku monograf yang memperoleh nilai 5 SKS, lalu buku referensi mendapatkan poin 10 SKS. Namun, tentunya kamu juga tetap wajib melaksanakan tugas utama dengan tuntas, ya. Poin menerbitkan buku ini bisa dibilang sebagai booster memenuhi BKD.
Bagi dosen yang mengejar jenjang kepangkatan akademik, penerbitan buku memiliki nilai KUM yang lebih tinggi dibandingkan dengan artikel jurnal. Buku yang berbasis penelitian dan dipublikasikan oleh penerbit bereputasi akan sangat membantu dalam memenuhi syarat angka kredit untuk promosi jabatan, baik dari asisten ahli ke lektor, maupun dari lektor ke lektor kepala dan seterusnya. Dengan demikian, mengonversi KTI menjadi buku bukan hanya bermanfaat secara akademik, tetapi juga strategis untuk pengembangan kariermu sebagai dosen.
Buku yang berbasis penelitian memiliki kemungkinan lebih besar untuk disitasi oleh peneliti lain. Hal ini berdampak positif terhadap rekam jejak akademikmu serta meningkatkan pengakuan terhadap pemikiran dan karyamu.
Buku hasil konversi KTI dapat menjadi referensi yang lebih mudah dipahami dibandingkan jurnal ilmiah yang cenderung menggunakan bahasa formal dan teknis. Dengan menyusun buku yang lebih komunikatif, kamu bisa membantu mahasiswa dan peneliti pemula memahami bidang keilmuan yang kamu tekuni tersebut.
Tak hanya berdampak akademik, menerbitkan buku juga dapat memberikan keuntungan finansial. Kamu bisa mendapatkan royalti dari penerbit atau menjual buku secara mandiri. Ini menjadi peluang menarik, terutama jika bukumu banyak diminati oleh mahasiswa dan akademisi lainnya.
Sebagai dosen, kamu memiliki tanggung jawab untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Buku yang dikembangkan dari KTI dapat menjadi salah satu bentuk pengabdian yang lebih luas, memungkinkan hasil penelitianmu bermanfaat bagi banyak orang di luar lingkungan akademik.
Jika kamu mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan penelitianmu, menerbitkan buku bisa menjadi solusi praktis dalam menyediakan bahan ajar yang komprehensif. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori dari perkuliahan, tetapi juga wawasan yang lebih mendalam dari buku hasil penelitian yang kamu susun.
Manfaat menerbitkan buku hasil konversi KTI berikutnya yaitu terkait biaya penerbitan yang jadi lebih murah jika dibandingkan menulis buku dari awal. Hal ini karena sebagian besar isi buku sudah tersedia dalam bentuk penelitian yang telah kamu lakukan. Dengan beberapa penyesuaian, seperti penyederhanaan bahasa, penyusunan ulang bab, dan penambahan ilustrasi, kamu bisa mendapatkan buku berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan menulis dari awal.
Mengubah KTI menjadi buku memerlukan beberapa penyesuaian agar lebih mudah dipahami oleh pembaca yang lebih luas, tahapan prosesnya yaitu:
Nah, itulah sekilas alur mengkonversi KTI menjadi buku. Jika kamu ingin yang lebih praktis yaitu mengkonversi KTI menjadi buku seutuhnya artinya dari segi penyajian seperti lengkap dengan desain sampul, layouting sampai ber-ISBN, maka kamu bisa menggunakan jasa konversi KTI. KTI milikmu akan siap untuk diterbitkan dan didistribusikan!
Nah, saat ini telah banyak perusahaan yang menawarkan jasa konversi KTI menjadi buku. Salah satunya yaitu jasa konversi KTI dari Detak Publisher. Dengan tim profesional dan berpengalaman di bidang penerbitan buku akademik, Detak Publisher siap membersamaimu menerbitkan buku hasil konversi KTI. Berikut ini beberapa fasilitas yang bisa kamu dapatkan:
Dengan berbagai layanan dan fasilitas tersebut tarif yang kamu keluarkan tidak besar yaitu hanya Rp1.999.000 per 200 halaman A5. Untuk pemesanan silakan hubungi nomor berikut: PEMESANAN dan jika kamu ingin informasi lebih lanjut terkait jasa konversi KTI silakan baca selengkapnya di sini: Jasa Konversi KTI.