Tips Menghindari Plagiasi pada Penulisan Artikel Ilmiah, Mahasiswa Wajib Tahu!

Plagiasi menjadi satu permasalahan yang sering terjadi saat menulis, baik caption, cerita pendek, maupun artikel. Padahal, penulis sudah sangat teliti dalam menulis. Tetapi, mengapa masih terdeteksi plagiat? Apa saja tips menghindari plagiasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), plagiat yaitu pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri. Plagiasi berarti perilaku mengambil karangan milik orang lain dan mengeklaim karangan tersebut adalah miliknya.

Tips Menghindari Plagiasi pada Penulisan Artikel Ilmiah, Mahasiswa Wajib Tahu!

Perlu diketahui bahwa plagiarisme diatur dalam Permendiknas Nomor 17 tahun 2010 berisi tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi. Plagiator akan mendapat sanksi tegas.

Persentase plagiasi yang ditoleransi dalam penulisan artikel ilmiah, baik karya ilmiah, skripsi, maupun jurnal adalah 20%. Maka, penting sekali untuk meminimalisir plagiasi saat menulis artikel ilmiah.

Tindakan plagiasi tentu tidak bisa dibenarkan. Lalu, bagaimana cara menulis karya yang orisinil, khususnya artikel ilmiah, tanpa plagiasi? Berikut ini adalah tips-tips menghindari plagiasi.

1. Menulis kutipan dengan memperhatikan etika penulisan

Kutipan memegang peranan penting dalam penulisan artikel ilmiah. Adanya kutipan dapat memperkuat argumen sehingga membuktikan bahwa artikel tersebut berisi fakta.

Namun, kesalahan penulisan kutipan dapat berakibat fatal pada deteksi plagiasi, penulis lupa melakukan sitasi setelah mengutip teori dari sumber yang lain. Hal ini menjadi penyebab sebuah artikel ilmiah terdeteksi plagiat.

Penulisan kutipan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Kutipan langsung

Contoh dari kutipan langsung adalah:

Menurut Jannah et al. (2018) mengatakan bahwa dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaiannya tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor non linguistik.

Kutipan tidak langsung

Contoh dari kutipan tidak langsung adalah:

Menurut Wiyoto et al. (2022) Keberhasilan budidaya ikan air tawar terutama ditentukan oleh lingkungan yaitu suhu, pH, dan amonia.

2. Menggunakan sumber yang kredibel

Satu hal yang harus diingat yaitu bahwa referensi sangat menentukan kualitas sebuah artikel ilmiah. Jika suatu artikel ilmiah menggunakan referensi yang berkualitas, maka kredibilitas artikel ilmiah juga akan meningkat.

Hindari mengutip tulisan dari sumber-sumber yang tidak terakreditasi. Hal ini juga akan menurunkan kemungkinan sebuah artikel ilmiah terdeteksi plagiasi.

3. Melakukan parafrase tulisan

Tips ini terdengar sederhana, namun dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap persentase plagiasi artikel ilmiah. Parafrase berarti menulis ulang kalimat atau paragraf dengan gaya penulisan dan struktur yang berbeda dari tulisan asli.

Ada berbagai macam cara melakukan parafrase, antara lain:

Mencari persamaan kata

Kiat ini adalah kiat yang termudah. Cobalah mencari padanan kata sebagai pengganti dari sumber yang asli. Bisa gunakan Thesaurus apabila masih terdapat kekurangan perbendaharaan kata.

Mengubah susunan kata

Cara yang lain adalah dengan mengubah susunan kata atau membolak-balikkan susunan kata. Misalnya, kalimat X berada di awal paragraf maka saat parafrase dipindah di akhir paragraf.

Teknik ini cukup efektif karena mampu menghindari deteksi plagiasi di turnitin. Namun, parafrase dengan teknik ini berarti tidak boleh mengubah maksud atau arti dari kalimat.

Mengurangi Klausa

Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat, serta objek dan keterangan. Mengurangi klausa menjadi langkah cerdas dan efektif mengurangi plagiasi.

Tetapi, meskipun melakukan pengurangan klausa, maksud dari kalimat tersebut tidak boleh berubah. Maka, tidak menimbulkan interpretasi yang lain di kalangan pembaca.

4. Hindari penggunaan Artificial Intelligence (AI) saat menulis

Penggunaan AI saat ini sedang marak-maraknya. Mayoritas mahasiswa lebih sering menggunakan AI untuk menulis artikel ilmiah karena lebih praktis dan mudah.

Padahal menulis dengan AI dapat meningkatkan persentase plagiarisme. Hal ini terjadi karena sistem AI yang dilatih dengan sistem data yang besar. Sehingga, AI dapat membuat konten yang mirip dengan yang sudah ada.

Ada baiknya untuk melakukan parafrase pada hasil penulisan dari AI. Dengan demikian, dapat mengurangi persentase plagiat.

5. Mengecek ulang artikel

Mengecek ulang artikel dapat dilakukan mulai dari tata cara penulisan sampai dengan persentase plagiasi. Lakukan tahap ini sebelum finalisasi artikel ilmiah.

Mendeteksi plagiarisme bukan lagi hal yang sulit pada era modern seperti ini. Ada banyak portal website yang menyediakan layanan cek plagiarisme. Mulai dari yang gratis hingga berbayar, semuanya ada.

Perkembangan era digital yang amat pesat sangat berdampak dalam dunia akademik. Hal ini tentu sangat menguntungkan mahasiswa, dosen, maupun praktisi.

Namun, perkembangan era digital tanpa adanya kemajuan pola berpikir dapat menyebabkan keteledoran. Mudahnya memperoleh informasi justru membuat banyak orang menyepelekan penulisan artikel ilmiah. Karena tidak ingin ribet, sebagian besar orang mudah sekali menyalin informasi dari internet.

Semoga tips-tips menghindari plagiasi saat menulis artikel ilmiah ini dapat bermanfaat. Setelah memahami langkah-langkah menghindari plagiasi, ternyata menurunkan persentase plagiasi tidak sesulit itu, bukan?

Baca artikel terkait