Retraction merupakan istilah yang sering muncul dalam dunia akademik, terutama dalam publikasi jurnal ilmiah. Bagi peneliti, dosen, dan mahasiswa, memahami konsep retraction sangat penting karena ini berkaitan langsung dengan integritas dan kredibilitas penelitian.
Retraction adalah tindakan menarik kembali sebuah artikel ilmiah yang telah dipublikasikan karena terdapat kesalahan atau pelanggaran etika. Penerbit atau penulis akan menarik kembali secara resmi artikel yang telah terbit setelah menemukan kesalahan atau ketidakakuratan yang signifikat.
Retraction pernah terjadi baru-baru ini. Contohnya seperti kasus yang melibatkan salah satu akademisi asal Indonesia yang melakukan pelanggaran pencatutan nama akademisi lain dari Universiti Malaysia Terengganu dalam artikelnya tanpa izin. Lalu, apa yang menyebabkan retraction terjadi dan bagaimana cara menghindarinya? Simak uraiannya dalam artikel berikut ini.
Dalam proses retraction, reviewer dan editor biasanya memegang peran penting untuk memastikan bahwa keputusan penarikan jurnal adalah keputusan yang adil dan berdasarkan bukti yang kuat. Ada beberapa alasan mengapa retraction bisa terjadi, di antarnya:
Kesalahan dalam penelitian atau pengambilan data. Data yang terkumpul tidak dapat menjawab kebutuhan penelitian. Peneliti terkadang menemukan sendiri adanya cacat informasi dalam artikelnya setelah terpublikasi.
Plagiarisme merupakan kegiatan menyalin, mengutip atau mengambil karya orang lain tanpa memberikan kredit yang jelas dan sesuai. Kasus plagiarisme sering terjadi pada publikasi bahkan di era digital seperti saat ini.
Menggunakan data yang tidak valid ke dalam penelitiannya serta mengubah atau membuat data yang tidak benar untuk mendukung hasil penelitian. Memasukan data palsu dapat berisiko terkena retraction dan merusak reputasi penulis.
Pelanggaran ini bisa mencangkup berbagai hal seperti konflik kepentingan antar individu atau kelompok, atau pelanggaran protokol etika penelitian. Sebagai peneliti yang berkecimpung di lingkungan akademik harus paham terkait etika dalam penelitian.
Mengirimkan dan menerbitkan artikel yang sama di lebih dari satu jurnal tanpa persetujuan penerbit atau penulis terkait. Hal ini dapat memengaruhi reputasi penulis yang menggandakan publikasi.
Kasus penarikan kembali artikel ilmia yang sudah terpublikasi menjadi ancaman bagi dunia akademik. Kasus-kasus tersebut telah menurunkan reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap peneliti terkait. Apa saja dampak dari penarikan sebuah artikel? Berikut ulasannya.
Dampak penarikan kembali artikel yang telah terpublikasi sangat berpengaruh terhadap penulis atau institusi terkait, di antarnya:
Penulis yang artikelnya mengalami penarikan kembali sering kali mengalami penurunan reputasi di mata rekan sejawat dan komunitas ilmiah. Ini bisa mempengaruhi karir akademik mereka secara keseluruhan.
Kepercayaan dari kolega, intitusi, dan lembaga pendanaan bisa berkurang. Ini menghambat peluang kolaborasi dan pendanaan di masa depan.
Dalam beberapa kasus, penulis mungkin menghadapi tindakan disipliner dari intitusi mereka, termasuk pemecatan atau pencabutan gelar akademik.
Maraknya kasus retraction atau penarikan kembali membuat para akademisi bertanggung jawab atas karya mereka. Retraction memberikan dampak positif di antaranya:
Retraction membantu menjaga integritas dan kredibilitas literatur ilmiah dengan menghapus karya yang cacat atau tidak valid. Ini memastikan bahwa hanya penelitian yang dapat dipercaya yang tetap ada dalam literatur.
Proses retraction menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar etika dalam penelitian yang dapat mendrong peneliti lain untuk lebih berhati-hati dan jujur dalam pekerjaan mereka.
Retraction memungkinkan komunitas ilmiah untuk mengoreksi kesalahan yang mungkin telah mempengaruhi penelitian lebih lanjut. Kegiatan mengevaluais dan mengoreksi membantu mencegah penyebaran informasi yang salah.
Kasus retraction sering kali menyoroti kelemahan dalam proses peer review. Hal ini mendorong jurnal untuk memperbaiki prosedur mereka sehingga meningkatkan kualitas publikasi di masa depan
Besarnya pengaruh retraction terhadap peneliti membuat peneliti lebih berusaha untuk menghindari kesalahan yang dapat menyebabkan retraction. Lantas bagaimana cara agar kita terhindar dari resiko penarikan jurnal? Simak uraiannya berikut ini:
Kamu harus mendapatkan persetujuan etis. Pastikan semua penelitian yang melibatkan subjek manusia atau hewan mendapatkan persetujuan dari komite atau pihak terkait. Jelaskan metode dan data secara transparan sehingga penelitian dapat direplikasi oleh peneliti lain.
Cek ulang data kamu. Selalu verifikasi data untuk memastikan akurasi dan konsistensi. Gunakan juga metodologi yang tepat. Pastikan metodologinya sesuai dengan standar penelitian anda.
Pilihlah reviewer yang kompeten. Pastikan reviewer yang memeriksa artikel kamu memiliki keahlian di bidang yang relevan. Gunakan umpan balik dari reviewer untuk memperbaiki dan memperkuat penelitian kamu.
Sebelum mengirimkan artikelmu, gunakan alat deteksi plagiarisme untuk memastikan tidak ada konten yang tidak sengaja terplagiasi. Berikan kredit ketika menggunakan ide atau data dari penelitian lain.
Pastikan setiap penulis memahami dan menyetujui peran mereka dalam penelitian. Jaga komunikasi yang baik dengan semua anggota tim penelitian agar terhindar dari kesalahpahaman.
Catat semua langkah penlitian. Simpan catatan rinci tentang semua proses selama penelitian. Bila perlu, simpan juga data mentah untuk kemungkinan adanya verifikasi data.
Ikuti kursus atau penelitian tentang etika penelitian untuk memahami standar dan praktik terbaik. Tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang penelitian kamu.
Terakhir, pilihlah jurnal yang bereputasi baik. Waspadai jurnal predator yang mungkin tidak memiliki standar etika yang tinggi.
Retraction adalah bagian penting dari proses publikasi ilmiah yang bertujuan menjaga integritas dan kredibilitas penelitian. Dengan memahami dan menghindari penyebab retraction, kamu dapat berkontribusi pada dunia akademik yang lebih jujur dan terpercaya.