Hai, penulis hebat! Sudah sampai mana nih naskah bukumu? Sudah siap untuk menerbitkan buku? Atau sekarang kamu masih bingung mau menggunakan metode apa untuk menerbitkan buku tersebut? Terpikirkan untuk menerbitkan buku secara self publishing, tapi masih ragu harus mulai dari mana?
Yuk cari tahu tantangan menerbitkan buku secara self publishing terlebih dahulu pada artikel kali ini, ya. Tentunya kita tahu bahwa saat ini self publishing atau menerbitkan buku secara mandiri semakin populer di kalangan penulis. Kemudahan akses teknologi dan platform digital memungkinkan siapa saja untuk menerbitkan karya mereka tanpa melalui penerbit tradisional yang mana prosesnya lama dan seleksi yang ketat.
Self publishing ini juga menjadi pilihan menarik terutama bagi penulis yang ingin memiliki kendali penuh atas proses kreatif. Yang mana dari sebuah naskah hingga menjadi buku siap baca. Namun, kebebasan ini juga disertai dengan tanggung jawab besar.
Tanggung jawab ini menjadi sebuah tantangan yang harus kita taklukkan tentunya. Nah, apa saja sih tantangan dari self publishing? Yuk simak pembahasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini:
Ketika kita menerbitkan buku dengan metode self publishing, kita harus memiliki kesadaran penuh bahwa segala proses produksi buku akan kita jalankan sendiri. Mungkin memang benar kita jadi memiliki kendali penuh akan konteks isi yang kita buat, tapi ingat, proses menerbitkan buku tidak sekedar fokus pada isinya tapi juga bagaimana kita menyajikannya menjadi buku yang layak baca.
Artinya dalam self publishing, kita sebagai penulis bertanggung jawab atas seluruh aspek produksi buku. Ini meliputi penyuntingan naskah untuk memastikan isi buku bebas dari kesalahan, pembuatan desain cover yang menarik, tata letak atau layout halaman yang profesional, hingga mencetaknya.
Jika kita sebagai penulis tidak memiliki keahlian di bidang ini, lalu ingin hasil yang maksimal tentunya kita harus mencari tenaga profesional dan yang pasti kita harus siap menggelontorkan sejumlah uang. Dengan demikian proses produksi buku ini tidak boleh diabaikan. Kualitas produksi buku sangat penting karena akan memengaruhi kesan pertama pembaca.
Sebagai contoh, buku dengan desain cover yang kurang menarik atau tata letak yang tidak nyaman dibaca bisa membuat pembaca ragu untuk membeli. Oleh karena itu, kita harus berinvestasi waktu dan biaya untuk memastikan buku mereka siap bersaing di pasar. Bersaing dengan penulis lain yang menerbitkan buku secara self publishing maupun dengan hasil buku terbitan penerbit mayor dan indie.
Berbeda dengan buku yang diterbitkan di penerbit mayor atau indie yang telah memiliki “pasar” untuk menjual karya dari penulis, self publishing tidak demikian. Kita harus bisa menjangkau pembaca seorang diri. Ini menjadi tantangan self publishing yang cukup menguras tenaga dan pikiran.
Sebab, tanpa jaringan distribusi dari penerbit besar, penulis self publishing harus mencari cara untuk mempromosikan buku mereka secara mandiri. Ini mencakup membangun strategi pemasaran yang mencakup media sosial, blog pribadi, dan bahkan promosi langsung ke komunitas pembaca.
Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan platform penjualan seperti Amazon, Google Play Books, atau marketplace lokal. Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga kita perlu memahami bagaimana memaksimalkan potensi penjualan di setiap tempat.
Tidak hanya itu, membangun hubungan dengan toko buku lokal untuk menjual buku secara fisik juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Wah, cukup melelahkan, bukan? Tapi jika kamu memiliki mental juang yang tinggi dan percaya diri akan karya yang kamu tulis semuanya akan mudah untuk dilalui.
Selain berpikir terkait bagaimana memproduksi sebuah buku, kita juga harus memikirkan dana untuk memenuhi segala kebutuhan dalam proses penerbitan buku tersebut. Mulai dari biaya dari editing, desain, hingga pencetakan, harus kita tanggung.
Biaya ini bisa sangat besar, terutama jika kita menginginkan hasil yang profesional berstandar penerbit besar. Jika proses pra cetak dilakukan sendiri tentunya hasil kurang maksimal, jadi saran kami jika kamu memang berniat menerbitkan buku secara self publishing dan ingin hasil yang optimal jangan ragu untuk menggunakan jasa profesional, ya untuk menunjangnya.
Selain proses pracetak yang harus kita tanggung untuk hasil yang optimal. Kita juga harus menanggung biaya cetak buku yang telah kita terbitkan.
Kalau kita mencetak dalam jumlah besar biasanya memang harganya lebih murah. Namun ada beberapa resiko yang akan kita tanggung, misalnya jika buku tidak habis terjual maka uang yang kita keluarkan tidak bisa balik modal.
Nah, untuk menangani problem tersebut, maka kita bisa memilih model print-on-demand yang memungkinkan kita untuk mencetak buku sesuai permintaan, sehingga mengurangi risiko biaya awal yang besar. Namun, meskipun print-on-demand mengurangi beban biaya cetak, harga per buku biasanya lebih mahal dibandingkan cetak massal atau dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, kita sebagai penulis perlu merencanakan anggaran dengan cermat dan mempertimbangkan strategi untuk mengelola pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas. Seperti misalnya memastikan bahwa jasa cetak buku yang kita pilih telah terbukti kredibilitasnya sehingga kita bisa mencetak dengan hasil yang bagus, dan lain sebagainya.
Platform self publishing memungkinkan ribuan penulis untuk menerbitkan buku mereka setiap hari. Hal ini menciptakan persaingan yang sangat ketat. Untuk menonjol di tengah kerumunan, kita juga harus memiliki strategi unik, baik dari segi kualitas konten maupun pendekatan pemasaran.
Salah satu cara untuk menarik perhatian pembaca adalah dengan fokus pada ceruk pasar tertentu. Menargetkan audiens spesifik yang memiliki minat tertentu dapat membantu buku kita lebih mudah ditemukan. Selain itu, ulasan positif dari pembaca awal sangat penting untuk membangun kredibilitas dan menarik pembaca baru.
Masih ada stigma bahwa buku yang diterbitkan secara mandiri memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan buku dari penerbit tradisional. Untuk mengatasi hal ini, kita harus memastikan bahwa buku kita telah memenuhi standar kualitas profesional, baik dari segi isi maupun penampilan.
Membangun kepercayaan juga bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan testimoni dari pembaca, mendapatkan ulasan dari blogger buku, atau bahkan mengirimkan buku ke media untuk diulas. Langkah-langkah ini membantu meningkatkan citra buku di mata pembaca dan memperkuat kepercayaan terhadap karya yang diterbitkan.
Nah, dalam memilih jasa review buku, kita juga perlu memastikan bahwa mereka ialah penyedia jasa profesional dan memiliki cukup banyak pengikutnya. Sehingga hasil review atau ulasan bisa diketahui oleh banyak calon pembaca.
Banyak penulis yang menerbitkan buku secara self publishing sering merasa kurang percaya diri terhadap karya mereka (semoga kita bukan salah satunya, ya). Hal ini terjadi karena mereka tidak mendapatkan validasi dari penerbit tradisional, yang biasanya dianggap sebagai tolak ukur kualitas sebuah buku. Perasaan tidak yakin ini dapat memengaruhi motivasi mereka untuk mempromosikan buku secara maksimal.
Penulis yang kurang percaya diri juga cenderung ragu untuk memasarkan karya mereka atau mencari umpan balik dari pembaca. Padahal, membangun keyakinan terhadap kualitas buku adalah langkah penting untuk sukses dalam dunia self publishing.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan meminta pendapat dari editor profesional atau rekan sejawat sebelum menerbitkan buku. Umpan balik yang konstruktif dapat memberikan penulis keyakinan lebih terhadap hasil kerja mereka.
Sikap pesimis ini memang mengganggu, tapi sikap over percaya diri juga tidak baik. Semisal kita terlalu beranggapan bahwa karya yang kita tulislah yang paling bagus, merasa bahwa proses editing tidak perlu bantuan profesional karena merasa diri sendiri sudah bisa. Hal tersebut hanya akan menjadikan karya kita jadi kurang baik sebab pendapat atau hasil kerja yang dilakukan oleh profesional tentu lebih baik daripada dilakukan oleh amatir.
Namun, jika memang kamu telah memiliki banyak pengalaman dan telah teruji tidak ada salahnya menggunakan dirimu sendiri untuk melakukan beberapa proses penerbitan buku. Misalnya kamu ahli mendesain cover, jika hasilnya bagus (pastikan minta penilaian orang lain juga, ya) maka gunakan hasilnya tersebut. Selain kamu bisa lebih puas dengan hasilnya, kamu pun bisa menghemat biaya.
Nah, itulah beberapa tantangan yang akan kamu hadapi jika menerbitkan buku dengan self publishing. Semoga dengan membaca tujuh tantangan di atas bisa membantumu untuk lebih siap ketika nanti kamu hendak menerbitkan buku secara self publishing, ya!